REPUBLIKA.CO.ID, ALKHALIL -- Ketika militer Israel memutuskan untuk mengenakan tahanan rumah selama satu tahun atas Ahmed Jawabreh, keluarganya di satu kamp pengungsi di Kota Al-Khalil, Tepi Barat, terkejut, sedih dan marah.
Guna membatalkan hukuman itu, keluarganya mengajukan permohonan kepada Mahkamah Militer Israel di Tepi Barat Sungai Jordan yang akan membuat keputusan terakhrinya pada pertengahan Juni.
"Sampai saat itu, Ahmed takkan bisa meninggalkan rumah. Ia baru saja dibebaskan pada Ahad (21/4) setelah ditahan di kamp tahanan militer Israel selama 18 hari," kata ayah Ahmed, Ibrahim Jawabreh.
Ia menambahkan,"Mengenakan tahanan rumah pada seorang anak selama satu tahun itu akan menghancurkan pendidikannya."
''Terlebih lagi keluarganya harus membayar denda 4.000 shekel Israel (1.095 dolar AS), sehingga membuat ayahnya jadi berang,'' demikian laporan Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta pada Kamis malam.
Ahmed ditangkap karena melempar batu ke mobil pemukim Yahudi di jalan yang menghubungkan Bethlehem dan Al-Khalil (Hebron) di bagian selatan Tepi Barat Sungai Jordan.
Setelah ditahan selama 18 hari di kamp di dekat Bethlehem, Ahmed Jawabreh memberitahu orang-tuanya bahwa ia disiksa habis-habisan oleh interogator keamanan Israel. Dia secara psikologis dan fisik dipaksa untuk mengaku melempar batu ke arah pemukim dan tentara Yahudi.
Ahmed tidak sendirian diperlukan secara brutal oleh dinas keamanan Israel. Abdulal Anani, seorang pengacara di Perhimpuan Klub Tahanan Palestina di Tepi Barat, mengungkapkan militer Israel belum lama ini telah menangkap banyak anak Palestina yang berusia di bawah 15 tahun karena melempar batu selama demonstrasi serta protes rakyat di Tepi Barat.
"Saya percaya hukum Israel melarang penyiksaan anak-anak Israel yang ditahan karena melakukan perbuatan kriminal,'' kata Anani. ''Tapi, militer Israel mempraktekkan segala jenis perlakuan yang melanggar hukum terhadp anak-anak Palestina. Militer Israel memaksa anak-anak Palestina mengakui bahwa mereka melempar batu.''
Menurut kelompok hak asasi manusia Palestina, Israel saat ini menahan sebanyak 300 anak. Sebanyak 100 di antara mereka berusia di bawah 14 tahun.
"Anak-anak Palestina secara brutal disiksa oleh militer Israel," kata Ziad Abu Ein, Direktur Jenderal di Kementerian Palestina Urusan Tahanan.