REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Kepolisian di Kota Savar, Bangladesh siaga menghadapi ancaman kerusuhan. Ini setelah insiden kebakaran dan gedung runtuh di kawasan industri negara tersebut. Sekira 10 ribu orang berkumpul di pusat kota, meminta pemerintah menutup semua unit industri yang dianggap mengancam keselamatan pekerja.
BBC News melansir, aksi yang berlangsung, Jumat (26/4), itu ricuh. Unit serbu kepolisian menembakan gas air mata dan peluru karet untuk membubarkan massa. Kerumunan pemrotes marah. Mereka lantas menutup semua akses, dan membakar bus milik pabrik-pabrik tekstil.
Belum ditemukan adanya korban jiwa sampai Jumat (26/4) malam. Tapi situasi keamanan di kota dan sekitarnya masih tampak ramai. Personil keamanan masih bersiaga di hari kedua aksi protes.
Rangkaian aksi protes ini adalah tanggapan masyarakat Bangladesh atas insiden mematikan akibat kelalain peningkatan keamanan di kawasan industri. Rana Plaza, sebuah gedung berlantai delapan yang berada di 30 kilo meter dari Dhaka, runtuh saat rabu (24/4). Hingga Jumat, dikabarkan 273 orang tewas.
Proses evakuasi juga masih berlangsung hingga sekarang. Saat Kamis (25/4) regu penolong berhasil menyelamatkan 40 nyawa hidup. Sementara, setidaknya terdapat dua ribu nyawa bekerja di gedung tersebut.