REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Tim misi Uni Eropa di Yerusalem dan Ramallah menyatakan keprihatinan serius pada pembongkaran 22 struktur bangunan di delapan tempat di seluruh Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur. Beberapa infrastruktur yang dihancurkan Israel tersebut didanai oleh negara-negara anggota Uni Eropa, termasuk Prancis.
Penghancuran itu membuat 28 orang termasuk 18 anak-anak mengungsi. Misi Uni Eropa juga menyatakan penghancuran pada Selasa dan Rabu pekan ini berdampak pada 120 orang termasuk 57 anak-anak. "Semua ini dan penghancuran baru lainnya membuat penerimaan pada penghancuran sebelumnya diakhiri," ujar misi Uni Eropa dilansir dari Al-Arabiya, Sabtu (27/4).
Sejak 2008, Uni Eropa mencatat lebih dari 2.400 rumah Palestina dan bangunan dihancurkan di Area C Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Hal itu berdampak pada 4.400 orang. Sejumlah tempat di Area C berada di bawah kendali penuh Israel.
Pernyataan dari Uni Eropa mengatakan pada 14 Mei 2012, mereka telah menyerukan Israel untuk memenuhi kewajibannya mengenai kondisi kehidupan penduduk Palestina di wilayah C. Hal itu termasuk menghentikan pemaksaan orang untuk mengungsi dan pembongkaran perumahan dan infrastruktur Palestina.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan melaporkan pembongkaran pada Jumat (26/4) dilakukan di dua gudang pertanian dan restoran Palestina di Kawasan C. Sementara sekitar 60 orang termasuk 36 anak-anak dipindah sementara di Lembah Yordan karena ada pelatihan militer Israel.