REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, Jumat (26/4) mengatakan bahwa penggunaan senjata kimia oleh pemerintah Suriah sebagai langkah untuk mengubah situasi. Dia menegaskan, pendapat intelijen soal penggunaan senjata kimia itu masih di terlalu dini.
"Sungguh mengerikan ketika mortir ditembakkan ke warga sipil dan rakyat dibunuh secara membabi-buta, untuk menggunakan senjata yang berpotensi menimbulkan kehancuran massal terhadap penduduk sipil melitnasi garis lain yang berkaitan dengan norma internasional dan hukum internasional," kata Obama sebelum bertemu dengan Raja Yordania Abdullah II di Gedung Putih.
"Itu akan menjadi pengubah keadaan," kata Obama, seperti dilansir Reuters, Sabtu (27/4) dan Xinhua. "Kita harus bertindak secara bijaksana. Kita harus membuat penilaian ini dengan seksama, tapi saya kira kita semua, bukan hanya di AS, tapi di seluruh dunia, mengakui bagaimana kita tak bisa berpangku tangan dan membiarkan penggunaan sistematis senjata seperti senjata kimia pada penduduk sipil," kata Obama.
Ia berjanji akan mengerahkan internasional atas masalah ini penggunaan senjata kimia dalam konflik di dalam negeri Suriah. Di dalam surat yang dikirim kepada beberapa anggota Kongres, Gedung Putih menyatakan, masyarakat intelijen AS menilai rezim Suriah telah menggunakan senjata kimia pada skala kecil di Suriah, terutama zat kimia sarin.
Menteri Pertahanan AS, Chuck Hagel, yang sedang melakukan kunjungan ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Kamis, mengeluarkan pernyataan yang mengatakan kesimpulan itu dibuat dalam 24 jam terakhir setelah penilaian dilakukan. Obama telah memperingatkan soal penggunan senjata itu oleh pemerintah Suriah dengan memperhitungkan kembali kebijakannya atas negara tersebut.