REPUBLIKA.CO.ID, ALQUDS -- Utusan Uni Eropa di Alquds dan Ramallah menyampaikan kegelisahan atas eskalasi penggusuran rumah-rumah warga Palestina yang terjadi pada 23-24 April ini. Israel menggusur 22 bangunan di delapan titik di Tepi Barat, termasuk Alquds Timur.
Akibat penggusuran yang dilakukan Israel ini, sebanyak 28 warga terpaksa harus mengungsi. Sebanyak 18 di antaranya anak-anak.
Sementara, 120 orang lainnya menderita kerugian akibat penggusuran paksa pihak Israel tersebut. Sebagian bangunan yang dihancurkan zionis dibangun dengan dana Uni Eropa.
Dalam keterangan yang mereka kirim pada Sabtu (27/4), utusan Uni Eropa menyebut aksi penggusuran dilakukan sebagai kelanjutan politik penggusuran yang Israel sudah lakukan. Sejak tahun 2008, sudah ada 2400 rumah dan bangunan Palestina di wilayah C (tunduk kepada pemerintah dan militer zionis penjajah) dan Alquds.
''Akibat dari penggusuran sejak 2008 ini, sebanyak 4400 warga mengungsi,'' tulis siaran pers Utusan Uni Eropa di Alquds dan Ramallah seperti dikutip Infopalestina.
Delegasi Uni Eropa yang berada di Alquds menyerukan pemerintah zionis agar menghormati komitmennya terkait kondisi warga Palestina di wilayah C. Itu termasuk menghentikan pemindahan warga secara paksa serta menghancurkan rumah dan infrastruktur warga Palestina.