REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perjuangan relawan Mer-c dalam membangun rumah sakit di Gaza Palestina ternyata penuh rintangan dan hambatan. Selain kendala dari birokrasi dari Kementrian Kesehatan Palestina sendiri, susahnya material bahan bangunan juga menjadi kendala tersendiri.
Diantara bahan material yang tidak ditemui tersebut adalah besi. Di Palestina sendiri, besi merupakan hal yang sangat susah ditemui. Diluar dugaan, ternyata besi akhirnya didapat dari Israel, musuh Palestina sendiri.
"Ketika itu kita kesulitan mencari besi. Tapi lewat lobi kontraktor, akhirnya besi didatangkan dari turki melalui Israel," jelas Kepala Divisi Konstruksi Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Ir Faried Thalib. Faried yang baru saja pulang dari Palestina waktu itu berkisah kepada beberapa relawan Mer-c yang hadir di kantor pusat Mer-c Jakarta Pusat, Sabtu (27/4).
Farid sangat tidak menduga, ternyata Allah SWT memberikan jalan dan solusi kepada mereka justru dari musuh sendiri. Farid menjelaskan, bagi sebahagian orang Yahudi sendiri tidak mempedulikan kondisi yang tengah berperang. Bagi mereka, asal bisa mendapatkan uang, mengapa tidak. Walaupun itu dengan memberikan bantuan kepada musuh.
"Bagi mereka, biarpun lagi perang, tapi yang penting fulus," kata Farid. "Jadi otaknya duit itu bukan orang Cina, tapi Yahudi," tambahnya berseloroh diikuti tawa hadirin yang hadir.
Akhirnya, bahan material untuk pembangunan rumah sakit dapat dilanjutkan. Tahap pembangunan rumah sakit terus berlanjut walau ditengah kondisi Gaza yang berperang. "Justru penyelesaian lantai basemen itu selesai ketika perang delapan hari Israel-Hamas," kata Farid.