Senin 29 Apr 2013 01:10 WIB

RS Indonesia di Gaza, Dulu Hanya Angan-angan

Rep: hannan putra/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Pembangunan Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza saat memasuki tahap kedua.
Foto: Republika/Subroto
Pembangunan Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza saat memasuki tahap kedua.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Rumah Sakit Indonesia di Gaza yang kini telah beroperasi semula sekadar mimpi para relawan Mer-c. Mereka awalnya pun tak yakin mampu membuat sebuah rumah sakit di Palestina.

"Awalnya gagasan pembuatan rumah sakit ini saat kita menginap di Kedubes RI di Kairo pada Februari 2009 silam. Saat itu Dokter Yoserizal (relawan Mer-c) menanyakan pendapat saya, bagaimana kalau kita buat rumah sakit di Gaza," kisah Kepala Divisi Konstruksi Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Ir. Faried Thalib kepada ROL, Sabtu (27/4) di Kantor Pusat Mer-c Jakarta Pusat.

Faried juga tak yakin dengan ide yang dilontarkan teman sejawatnya itu. Saat itu ia sekadar mengiyakan karena tidak ingin berdebat panjang dengan Yoserizal. Ia mengaku sebenarnya tidak mempunyai bayangan apalagi konsep membangun rumah sakit di Palestina.

"Saat itu, pengumpulan dana di Indonesia sudah mencapai 5 Milyar (untuk bantuan ke Palestina), namun apakah itu bisa cukup untuk membangun sebuah rumah sakit," jelas Faried.

"Kami sudah dua minggu menunggu (di Kairo), masuk Gaza aja tidak bisa apalagi mau bikin rumah sakit," tambahnya.

Namun berkat niat tulus dan keinginan mulia tersebut, pelan-pelan rumah sakit Indonesia di Gaza itupun akhirnya mulai dibangun. "Uang kita cuma 15 milyar, sementara total biayanya (untuk pembangunan rumah sakit) 30 miliar," kata Faried.

Ia berulang kali menyampaikan kebimbangannya kepada rekannya Dr Yose. Hanya saja ia kembali diyakinkan, bahwa setiap niat yang mulia akan diberikan jalan dan pertolongan oleh Allah.

Kini, rumah sakit Indonesia di Gaza itu sudah mulai beroperasi. Pembangunannya pun sudah memasuki tahapan penyelesaian akhir.

Rumah sakit yang berlokasi di Bayt Lahiya, Gaza Utara itu diutamakan untuk pemulihan trauma dan rehabilitasi bagi warga Gaza yang menjadi korban konflik bersenjata Palestina-Israel. Fasilitas itu dapat menampung sedikitnya 100 pasien.

Bangunan dua lantai plus satu ruang bawah tanah dan satu lantai area tengah itu didirikan di atas tanah seluas 16.261 meter persegi. Tanahnya merupakan wakaf dari pemerintah Palestina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement