Senin 29 Apr 2013 07:53 WIB

Eks Pejabat Olimpiade Ini Mengaku Diracun Presiden Rusia

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Heri Ruslan
Russia's President Vladimir Putin
Foto: Reuters/Mikhail Klimentyev/RIA Novosti/Pool
Russia's President Vladimir Putin

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Seorang mantan pejabat olimpiade Rusia melarikan diri ke Jerman setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengkritiknya akibat membengkaknya biaya pembangunan fasilitas untuk gelaran 'Winter Games' di Sochi pada 2014 mendatang.

Akhmed Bilalov dipecat sebagai Wakil Kepala Komite Olimpiade Rusia pada Februari lalu.

Kini, Akhmed Bilalov secara terang-terangan mengklaim bahwa dia telah diracuni. Tim dokter yang menangani perawatannya di Jerman menemukan kadar merkuri tinggi di dalam darahnya.

"Mereka telah menemukan peningkatan kadar merkuri dalam tubuhku. Sebelumnya, aku tak ingin mengumumkan ini, tapi sekarang pers telah menemukanku dan aku harus mengonfirmasi semuanya," ujar Bilalov, dilansir dari the Guardian, Senin (29/4).

Bilalov didepak setelah Putin mengunjungi lokasi olimpiade di selatan Kota Sochi setahun sebelum peluncuran olimpiade. Biaya pembangunan fasilitas di sana, terutama jalur ski, membengkak dari 1,2 miliar menjadi delapan miliar rubel. Dalam sebuah rekaman video, Putin terlihat mengejek Bilalov dengan kata-kata kasar.

Bilalov meyakini merkuri itu berawal dari bekas kantor pusatnya bekerja di Moskow. Dia merasakan kondisinya semakin buruk pada musim gugur tahun lalu. Dokter kemudian menemukan kandungan merkuri di dalam darahnya empat kali lipat lebih banyak dari jumlah normal.

"Saya tak ingin menyalahkan siapapun atau berspekulasi bagaimana merkuri itu muncul di kantorku. Setelah kembali ke Moskow, aku berencana untuk melaporkan ke lembaga hukum terkait untuk membantu menyelesaikan situasi ini," ujar Bilalov. Kurang dari satu tahun olimpiade dimulai, Rusia sudah terpukul dengan skandal dan kontroversi ini.

Kini, anggaran pembangunannya sudah menjadi lima kali lipat hingga 51 miliar dolar AS. Ini merupakan anggaran paling mahal dibandingkan olimpiade musim dingin mana pun di dunia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement