REPUBLIKA.CO.ID,KATHMADU -- Emosi memang tak bisa dihindari. Meski di udara yang sangat dingin pun seperti di Gunung Everest, Nepal. Pihak berwenang di Nepal sedang menyelidiki laporan tentang perkelahian antara tiga pendaki dari Eropa dan sekelompok pemandu setempat beretnis Sherpa di ketinggian lereng Gunung Everest.
Para pendaki berpengalaman dari Inggris, Italia dan Swiss berada sekitar 2.000 meter di bawah puncak yang tingginya hampir 9.000 meter, ketika perselisihan terjadi antara kedua kelompok itu.
Para pemandu Sherpa dilaporkan meminta para pendaki asing itu agar menunggu di gunung itu selagi mereka memasang beberapa tali, tetapi pendaki Eropa mengabaikan permintaan tersebut. Kemudian beberapa pendaki Sherpa mengaku kejatuhan es sehingga mereka marah.
Kemudian pada sore hari, sekelompok warga Nepal berkumpul di tenda-tenda para pendaki, di mana pertengkaran sengit terjadi. Warga Nepal dituduh melempari warga asing itu dengan batu, dan memukuli mereka.
Untungnya, dalam sebuah pernyataan, pendaki Eropa membela keputusan mereka untuk melanjutkan pendakian, dengan mengatakan mereka tidak mengganggu pekerjaan pemandu Sherpa.
Mereka juga mengatakan bahwa meskipun es yang jatuh merupakan kejadian alami dalam pendakian, mereka sama sekali tidak menjatuhkan es dalam pendakian mereka. Mereka juga mengatakan tidak ada warga Sherpa yang muncul untuk menunjukkan cedera mereka