Selasa 30 Apr 2013 21:59 WIB

Tahanan di Inggris Dilarang Menonton TV

Rep: Nur Aini/ Red: Djibril Muhammad
Tahanan/ilustrasi
Foto: Antara
Tahanan/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Narapidana di Inggris tidak lagi dapat menonton televisi, memakai pakaian sendiri, dan bekerja dengan jam kerja pendek. Sekretaris Keadilan, Chris Grayling mengatakan langkah tersebut untuk mengakhiri persepsi kondisi tahanan terlalu nyaman.

Penjara dikritik setelah narapidana diketahui terlalu nyaman dengan akses TV satelit dan menonton film kekerasan. Beberapa kritikus menyamakan kondisi di penjara dengan kamp liburan.

Ke depan, semua tahanan harus memakai seragam. Mereka juga akan dilarang memiliki televisi di sel. Mereka dilarang memiliki saluran televisi berlangganan dan mengakses DVD. Narapidana yang menyebabkan kerusakan juga akan dikenakan biaya perbaikan.

Tahanan akan diberikan keringanan jika berperilaku baik. Mereka juga dibatasi memiliki uang tunai. Kunjungan ke tempat olahraga juga dibatasi.

Dilaporkan the Telegraph, tahanan akan diharuskan bekerja lebih lama. Hal itu dilakukan agar mereka tidak hanya menonton televisi sepanjang hari. "Sudah terlalu lama, ada harapan hak didapat secara otomatis, diberikan sebagai hadiah. Ini tidak dapat dilanjutkan," ujar Grayling.

Grayling juga akan menuntut narapidana diberikan pekerjaan yang leih ketat. "Itu tidak benar bahwa tahanan tampak menghabiskan berjam-jam di sel dan menonton televisi di siang hari sedangkan  warga lainnya bekerja," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement