Rabu 01 May 2013 07:51 WIB

Jepang Siagakan Penangkal untuk Lumpuhkan Peluru Peluru Kendali Korut

Persenjataan Korea Utara
Foto: PressTV
Persenjataan Korea Utara

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Jepang tetap menyiagakan senjata penangkal peluru kendali milik pasukan militer Korea Utara di sekitar wilayahnya, karena eskalasi ketegangan di semenanjung Korea yang masih terus terjadi.

"Ini satu instruksi dari pemerintah, jadi jika ada misil yang mengancam, aparat diinstruksikan langsung menghancurkannya," kata Menteri Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang Yoshitaka Shindo kepada Antara di Jakarta, Selasa.

Kewaspadaan aparat keamanan dan pertahanan Jepang, kata Menteri Shindo, masih terus ditingkatkan.

"Jadi kewaspadaan masih terus ada. Setiap ada yang mengancam, instruksi akan dilakukan," katanya.

Setiap unsur pemerintahan, ujar Shindo, telah bersiap untuk segala kemungkinan yang akan terjadi terkait eskalasi ketegangan krisis semenanjung Korea.

"Saya pun dalam kunjungan ini ke Indonesia, jika terjadi apa-apa, segera bersiap untuk langsung kembali ke Jepang," ujar Shindo, yang merupakan menteri pertama yang berkunjung ke Indonesia dari kabinet baru Jepang yang dipimpin Perdana Menteri Shinzo Abe.

Mengenai ancaman rudal Korut, pada awal April 2013, armada militer Korea Utara memindahkan beberapa peluncur rudal ke daerah pantainya yang menghadap Laut Jepang. Jepang melalui Menteri Pertahanan Itsunori Onodera menginstruksikan kepada militer untuk menghancukan setiap rudal Korut yang diperkirakan akan jatuh ke wilayahnya.

Sejumlah kapal perusak Aegis yang dilengkapi rudal pencegat juga dikerahkan di laut Jepang sehingga kapal-kapal itu bisa mencegat rudal Korea Utara.

Namun kantor berita Yonhap melaporkan pada Minggu (21/4), Korea Utara juga memindahkan lagi dua peluncur rudalnya ke pantai timur.

Salah satu rudal Korut, Musudan diperkirakan memiliki jangkauan tembak 2.500 hingga 4.000 kilometer, dan dapat mencapai Korsel dan Jepang serta pangkalan-pangkalan militer Amerika Serikat di Pulau Guam, kawasan Pasifik.

Ketegangan semenanjung Korea, yang sebenarnya melibatkan Korea Utara dan Korea Selatan serta sekutunya Amerika Serikat telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir sejak AS memperketat sanksi pasca-uji coba senjata nuklir ketiga Korea Utara pada bulan Februari. Sanksi baru itu membuat Pyongyang mengancam melakukan serangan nuklir terhadap Korea Selatan dan Amerika Serikat.

Langkah terakhir yang diperkirakan dapat meningkatkan ketegangan adalah diajukannya seorang warga AS ke pengadilan atas tuduhan percobaan penggulingan pemerintahan Korut. Amerika Serikat telah menyeru Korea Utara, atas dasar kemanusiaan untuk segera membebaskan warganya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement