Rabu 01 May 2013 14:32 WIB

Masjid dan Toko Muslim di Myanmar Diserang Massa

Rep: Ichsan Emrald Alamsyah/ Red: Djibril Muhammad
Rumah dan masjid milik Muslim Myanmar Dibakar.
Foto: AP Photo/Zin Chit Aung
Rumah dan masjid milik Muslim Myanmar Dibakar.

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Kerusuhan etnis kembali menyeruak di Myanmar. Sekelompok massa menyerang masjid dan pusat bisnis kaum Muslim di Myanmar tengah.

Polisi Myanmar melaporkan, Selasa (30/4) kemarin, kerusuhan antar umat Muslim dengan mayoritas Buddha muncul di kawasan komersial kota Oakkan. Kota ini berjarak 100 kilometer utara Yangon, ibu kota Myanmar.

Sekelompok umat Buddha bersenjatakan batu merusak masjid dan kemudian menghancurkan puluhan toko kaum muslim. Pemicu kerusuhan ini hanya karena seorang isu seorang perempuan Muslim sengaja menabrak biksu Buddha yang sedang meminta di jalan.

Jubir Presiden, Ye Htut menulis di laman Facebook, polisi terpaksa mengeluarkan tembakan peringatan untuk membubarkan massa. Termasuk menembakkan gas air mata ke arah kerumunan massa.

Kekerasan terhadap kaum Muslim, yang berjumlah lima persen dari populasi di Myanmar terus terjadi. Bentrok antara Muslim dan Buddha memang terus terjadi semenjak Pemerintah sipil memegang kekuasaan di Burma pada Maret 2011.

Pada Maret lalu, kerusuhan terjadi di pusat kota Meikhtila. Sebanyak 44 tewas, rata-rata Muslim dan 12 ribu warga mengungsi. Negara mengumumkan dalam keadaan darurat tiga hari setelah kerusuhan. Namun kerusuhan anti-Muslim malah meluas ke Naypyitaw dan beberapa wilayah dekat Yangon.

Biksu-biksu Buddha diketahui sering menggalang gerakan anti-Muslim melalui ceramah. Berdasarkan laporan Kelompok HAM, biksu, pemerintah provinsi dan aparat keamanan melakukan pembersihan etnis secara sistematis tahun lalu.

Namun menurut seorang saksi mata yang tak mau disebut namanya di Oakkan kepada Reuters, ia melihat biksu malah berusaha mengontrol kerumunan.  Serangan sistematik kepada etnis Rohingya meletus di wilayah Rakhine Barat, Juni dan Oktober tahun lalu. Sekitar 200 orang dinyatakan meninggal dan puluhan ribu muslim Rohingya terpaksa angkat kaki dari tanah mereka sendiri.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement