REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Perang Sipil Suriah tampaknya akan memasuki babak baru dengan keterlibatan Amerika Serikat (AS). Setelah sebelumnya menolak, kini Amerika Serikat (AS) bersiap mengirimkan persenjataan berat kepada oposisi Suriah.
Mengutip dari Washington Post, seorang pejabat senior pemerintah menyatakan Amerika Serikat akan mengambil langkah lebih agresif untuk menghentikan konflik berkepanjangan ini. Pengiriman persenjataan ini juga agar oposisi mampu segera menggulingkan Presiden Bashar al Assad.
Meski merencanakan pengiriman senjata, namun AS tetap berusaha menghentikan perang tersebut melalui negosiasi. Khususnya meyakinkan Presiden Rusia Vladimir Putin, sekutu Suriah, bahwa negara itu menggunakan senjata kimia. Diharapkan Rusia menarik dukungan dari negara itu.
Sebelumnya, Senin (29/4), Obama telah menelepon Presiden Putin dan kemudian mengirim Menteri Luar Negeri John Kerry ke Moskow. Namun keputusan final pengiriman senjata kemungkinan dilakukan beberapa minggu sebelum pertemuan Obama dan Putin di bulan Juni.
Obama sebelumnya menyatakan dalam konferensi pers di Gedung Putih, Selasa (30/4), Pemerintah AS sudah memiliki fakta penting penggunaan senjata kimia oleh Suriah. Hanya saja AS belum mengetahui senjata kimia yang digunakan maupun lokasi dan pengguna bahan berbahaya itu.