Jumat 03 May 2013 07:26 WIB

Blokade Bantuan Kemanusiaan, Amerika Serikat Kecam Gerilyawan Somalia

Peta Somalia
Foto: Google Maps
Peta Somalia

REPUBLIKA.CO.ID,  WASHINGTON -- Amerika Serikat  menyatakan "bersedih"  atas tewasnya 260 ribu orang, separuh dari mereka anak-anak, karena kelaparan di Somalia, dan menyalahkan gerilyawan karena memblokade bantuan secara "tidak manusiawi".

"Amerika Serikat sangat sedih atas hilangnya nyawa dan penderitaan manusia yang disebabkan oleh kelaparan Somalia pada 2011-2012," kata pejabat wakil juru bicara Departemen Luar Negeri Patrick Ventrell.

Penyebab "yang kompleks dan terjadi karena kelangkaan hujan, termasuk kesulitan ekonomi, politik, sosial dan keamanan," tambahnya.

Jumlah korban terungkap dalam satu laporan baru PBB jauh lebih tinggi daripada yang ditakuti pada saat krisis pangan 2010-2012 di negara Afrika yang bermasalah itu, dan juga melebihi 220 ribu yang mati akibat kelaparan pada tahun 1992.

Somalia adalah negara yang paling terpukul oleh kekeringan ekstrem pada tahun 2011 yang mempengaruhi lebih dari 13 juta orang di Tanduk Afrika.

Setengah dari mereka yang meninggal adalah anak-anak balita, menurut laporan bersama Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) dan Sistem Jaringan Peringatan Dini Kelaparan yang didanai PBB.

Sistem peringatan dini telah memberikan bantuan organisasi-organisasi mengerem krisis berkembang, dan membantu menyelamatkan banyak nyawa, kata Ventrell.

Tetapi "Al-Shabaab secara tidak manusiawi menyumbat bantuan kemanusiaan sebelum dan selama terjadi kelaparan, termasuk melarang puluhan organisasi kemanusiaan memberikan bantuan untuk menyelamatkan nyawa mereka, menggagalkan respons kemanusiaan internasional yang lebih cepat dan bisa menyelamatkan nyawa lebih banyak."

Para gerilyawan garis keras juga menolak "untuk memungkinkan penduduk terpengaruh dan meninggalkan daerah yang dikendalikan dan mencegah mereka untuk meminta bantuan dari tempat lain."

Washington telah menyediakan 360 juta dolar AS untuk bantuan pangan ke Somalia, kata Ventrell.
Dia menambahkan, AS telah "bekerja sangat keras dalam menghadapi krisis ini."

Shebab, satu kelompok terkait Alqaidah yang pernah menguasai sebagian besar wilayah Somalia, menjadi sangat lemah di tangan pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika, namun masih melakukan serangan mematikan, termasuk di ibu kota.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement