Sabtu 04 May 2013 06:44 WIB

Kerusuhan Myanmar Bisa Menjalar ke RI?

Muslim Rohingya
Muslim Rohingya

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK---Seorang analis terorisme mengatakan tertangkapnya dua orang yang diduga berencana mengebom Kedubes Myanmar di Jakarta  menunjukkan kerusuhan sektarian Myanmar telah menyebar ke luar negara itu dan, jika dibiarkan, bisa semakin mendorong gerakan garis keras.

 

Truk-truk polisi dikerahkan ke sekitar kedutaan Myanmar di Jakarta setelah polisi berhasil mencegah apa yang bisa menjadi serangan mematikan. Unit elite anti teror menangkap dua laki-laki bersenjata bahan peledak, yang diduga terkait jaringan teroris dan serangan baru-baru ini terhadap polisi. Menurut polisi, kedua laki-laki itu mengakui berencana mengebom kedutaan Myanmar sebagai protes terhadap perlakuan Myanmar terhadap Muslim di negara itu.

Rohan Gunaratna, kepala Pusat Penelitian Kekerasan Politik dan Terorisme Internasional di Singapura, mengatakan kelompok garis keras Indonesia telah bertindak dengan dalih Muslim di Myanmar. "Ada seruan terus menerus dari pimpinan teroris di Indonesia, termasuk Abu Bakar Ba'asyir, pemimpin JI (Jemaah Islamiyah) dan JAT (Jamaah Anshorut Tauhid), dua kelompok utama, untuk berjihad melawan Myanmar. Jadi, yang terjadi ini adalah tanggapan atas seruan Abu Bakar Ba’asyir, dan pimpinan teroris lain, bahwa mereka harus menyerang kepentingan Myanmar," kata Gunaratna seperti dilansir situs voa.

 

Rohingya adalah minoritas di negara bagian Rakhine, Myanmar barat yang tidak diakui sebagai warga negara, meskipun banyak dari mereka sudah tinggal di sana selama beberapa generasi. Mereka nyaris tidak punya hak dan dianggap oleh PBB sebagai salah satu minoritas paling tertindas di dunia.

Gunaratna mengatakan pemerintah Myanmar perlu mengatasi ketegangan ini sebelum kelompok teroris yang sudah lama mati mampu meraup dukungan rakyat dan membangun kembali kekuatan.  "Ada dua kelompok Rohingya yang bekerja sama dengan kelompok teroris Al Jamaa al-Islamiyah Indonesia, disebut Organisasi Solidaritas Rohingya dan Organisasi Nasional Rohingya Arakan. Sekarang ini, kedua kelompok itu beroperasi pada tingkat yang sangat rendah. Sangat penting masalah itu diselesaikan supaya kelompok-kelompok yang mengancam ini tidak hidup lagi,” papar Gunaratna

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement