REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Siswi Arab Saudi akan diizinkan untuk mengikuti mata pelajaran olahraga. Kebijakan Kementerian Pendidikan Arab Saudi ini hanya berlaku untuk sekolah swasta. Meski begitu hal ini adalah kemajuan besar bagi hak perempuan di Kerajaan ultra konservatif ini.
Kantor berita Arab Saudi, SPA, melaporkan berdasarkan hukum syariah, siswi sekolah khusus diperboleh menjalankan aktivitas berolahraga. Akan tetapi, berdasarkan aturan Kementerian Pendidikan, siswi harus mematuhi aturan berpakaian dan guru pendidikan diawasi guru perempuan.
Keputusan Kerajaan ini jelas meningkatkan hak-hak perempuan Arab Saudi yang selama ini amat dibatasi. Aturan ini pun meluncur setelah penampilan perdana dua atlet perempuan Arab Saudi satu tahun lalu di Olimpiade.
Menurut seorang profesor di King Saud University, Aziza Youssef, aturan sudah waktunya diluncurkan. Hak perempuan di Arab Saudi mulai lebih baik dari sebelumnya.
Ia melihat keputusan untuk mengizinkan siswi mengikuti pendidikan berolahraga merupakan paket reformasi yang lebih luas terhadap perempuan. Akan tetapi pembatasan lainnya tetap sebuah diskriminasi yang berdampak negatif bagi kesehatan perempuan.
Jubir Kementerian Pendidikan Mohammed Al Dakhini, mengutip dari SPA, mengatakan keputusan mengizinkan siswi mengikuti kegiatan olahraga sesuai dengan ajaran Islam. Sehingga memungkinkan mereka mengikuti pendidikan olahraga sesuai syariah.
Pemerintah juga sebelumnya diam-diam menoleransi kegiatan mata pelajaran berolahraga bagi siswi di beberapa sekolah swasta meski tidak ada dalam kurikulum.
Namun aturan yang mewajibkan sekolah swasta menyediakan peralatan olahraga bagi perempuan merupakan langkah monumental yang bisa mempengatuhi sekolah dan kampus-kampus.
Meski ucap Aziza kebijakan pemisahan laki-laki dan perempuan masih tetap akan dijalankan. Pemerintah Arab Saudi memang memiliki peran di sekolah swasta yaitu menyediakan buku-buku teks pelajaran dan
memilih kepala sekolah.
Deputi Pendidikan untuk Urusan Perempuan, Nora al-Fayez, dikutip dalam pers lokal, mengatakan ada rencana untuk memperluas pendidikan olahraga di sekolah umum. Walau masih belum jelas apakah perempuan akan memiliki akses ke tingkat pendidikan yang sama dengan laki-laki.
Sebelumnya, hanya perempuan kalangan elit yang mampu untuk berolahraga di fitness centre mahal. Akan tetapi setelah di tutup tahun 2010 karena tak punya lisensi, banyak perempuan yang masuk rumah sakit karena alasan kesehatan.
Setahun lalu, Pemeritah Arab Saudi mengizinkan dua atlet perempuan untuk berpartisipasi pada Olimpiade. Hal ini terjadi setelah Komite Olimpiade Internasional menekan kerajaan untuk mengakhiri praktek aturan pengiriman tim pria. Namun Partisipasi mereka tidak ditampilkan pada stasiun televisi.
Kegiatan olahraga bagi perempuan merupakan aktivitas terlarang di kerajaan. Hanya satu kampus, yaitu kampus perempuan Princess Nora Binti Abdul Rahman University, yang menyediakan area kolam renang, lapangan tenis dan lapangan olahraga bagi mahasiswi. Sementara itu kampus lain tak menyediakan fasilitas olahraga bagi mahasiswi dan staf perempuan.