REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Dua provinsi di wilayah selatan Thailand, Pattani dan Narathiwat, kembali 'bergolak'. Dua orang tewas dalam penembakan terpisah di dua provinsi tersebut pada Sabtu (4/5) pagi waktu setempat.
Polisi mengatakan seorang pria ditembak mati di jalan di Kabupaten Mayo, Pattani. Korban dikenali sebagai Wayeh Dorloh (50 tahun), warga distrik Mayo.
Menurut saksi, Wayeh bepergian dengan sepeda motornya di jalan pedesaan menuju ke sebuah warung teh di desa ketika seorang pria bersenjata mengendarai sepeda motor lain menembak dia dengan pistol. Wayeh ditembak dua kali di kepala dan tubuh dan meninggal di tempat. Hingga kini pihak kepolisian sedang menyelidiki insiden itu.
Di Narathiwat, Abdulloh Pataebuenan (59 tahun), sopir truk beras, tewas dalam penembakan di Kabupaten Rueso. Polisi mengatakan serangan itu terjadi sekitar Sabtu (4/5) pagi. Saksi mengatakan kepada polisi bahwa Abdulloh mengendarai truknya di jalan ketika seorang pria bersenjata mengendarai sepeda motor menembaki dia dengan senapan serbu M-16.
Abdulloh ditembak dan kehilangan kendali truknya, yang kemudian menabrak pohon pinggir jalan. Dia turun dari kendaraan dan berlari untuk menyelamatkan diri ke hutan pinggir jalan, tempat penembak mengikuti dan menembaknya lagi dari jarak dekat untuk memastikan dia sudah mati. Para penyerang kemudian melarikan diri.
Polisi menemukan sembilan peluru senapan M16 tersebar di sepanjang jalan. Polisi menyalahkan gerilyawan separatis atas kejadian tersebut.
Lebih dari 5.000 orang telah tewas dan lebih dari 9.000 terluka dalam lebih dari 11.000 insiden, atau terjadi sekitar 3,5 insiden per hari, di tiga provinsi perbatasan Thailand selatan yang mayoritas berpenduduk Melayu - Yala, Pattani, Narathiwat dan empat kabupaten Songkhla - karena kekerasan meletus pada Januari 2004, menurut Deep South Watch, yang memantau kekerasan regional.
Wilayah itu dulunya adalah daerah otonomi kesultanan Melayu Muslim sampai kemudian dianeksasi Bangkok pada sekitar seabad lalu, dan sejak itu sering terjadi pemberontakan.