REPUBLIKA.CO.ID, ALQUDS -- Yayasan Wakaf Al Aqsha kepada Infopalestina menyebutkan bahwa aktivis Zionis Likud Baituna yang dipimpin Benyamin Netanyahu, perdana menteri Israel, mengumumkan niatnya untuk menyerbu Masjid Al Aqsha pada Selasa (7/5).

Aksi ini dilakukan dalam rangka memperingati detik-detik bersejarah saat mereka memasuki Masjid Al Aqsha untuk menjajahnya tahun 1967 hingga sekarang. Selain itu, tujuannya untuk memahamkan masyarakat Zionis tentang pentingnya penguasaan Jabal Haikal (bukit ratapan) yang sangat kultus suci bagi bangsa yahudi.

Dijadwalkan sejumlah pemimpin dan pegiat partai dari berbagai daerah dan kota akan ikut ambil bagian dalam rencana ini.

Dalam kerteranganya pada Ahad (6/5), organisasi Al Quds Palestina menyampaikan bahwa ketua komisi dalam negeri di parlemen Knesset, Meiri Regev, terpaksa menunda kunjunganya ke Masjid Al Aqsha pada pekan ini karena mengikuti permintaan kepolisian Zionis.

Namun, ia menegaskan bahwa dirinya akan tetap berkunjung ke 'Bukit Haikal' walau sendirian. Bukit Haikal adalah penamaan Zionis terhadap Masjid Al Aqsha.

Sementara itu, sejumlah rahib Zionis menyerukan para pemilik keputusan untuk secepatnya mengatur secara resmi jadwal ibadah bagi bangsa Yahudi di Masjdi Al Aqsha.

Dalam kaitan ini, Yayasan Wakaf Al Aqsha menyebutkan, semua pihaknya mengisyaratkan adanya eskalasi yang jelas-jelas terjadi dari kalangan Israel terhadap Al Aqsha. Kondisi ini tentu memerlukan sikap tegas dari kalangan muslimin Arab maupun Palestina secara khusus untuk melindungi masjid dan kota sucinya dari serangan Israel.

Ikuti Whatsapp Channel Republika