REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA--Sedikitnya 22 orang terbunuh di Bangladesh saat polisi bentrok dengan puluhan ribu demonstran dari golongan garis keras di ibu kota Dhaka. Polisi dan petugas modis melaporkan pada, Senin (6/5).
Juru bicara kepolisian Dhaka, Masudur Rahman, menyatakan polisi menggunakan granat suara dan meriam air, gas air mata serta peluru karet untuk membuyarkan massa demonstran tak kurang dari 70.000 irang. Demi aksi itu mereka bahkan sempat berkemah di distrik komersial untuk menuntut pengesahan draft UU penistaan agama yang baru.
"Kami terpaksa bertinda setelah mereka terus berkumpul secara ilegal di Motijheel. Mereka menyerang kami dengan batu bata, batu, pentungan dan tongkat bambu," ujar inspektur polisi Mozammel Haq, di Dhaka Medical College Hospital seperti dikutip AFP.
Ia menambahkan demonstan berhasil dibubarkan pada Senin dini hari.
Saat ini 11 jasad dibawa ke klinik, termasuk beberapa korban yang tertembak peluru dan seorang polisi yang dibacok di kepala oleh parang milik seorang demonstran.