Senin 06 May 2013 21:21 WIB

Sayap Kiri Prancis Desak Hollande Mundur

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Dewi Mardiani
Francois Hollande
Foto: REUTERS
Francois Hollande

REPUBLIKA.CO.ID, Kegersangan ekonomi, pengangguran, dan pemotongan dana bantuan sosial oleh negara menjadi kisruh utama di negara-negara Uni Eropa. Yunani sudah menampakkan contoh nyata dari efek mengikat di blok Benua Biru itu, tak terkecuali bagi Prancis.

Kelompok kiri dan oposisi di Prancis mengulitimatum agar tidak main-main dengan desakan mereka. Sekira 30 ribu pendukung Pemimpin Partai Kiri Prancis, Jean Luc Melenchon, memenuhi jantung kota memperingati satu tahun bercokolnya kelompok liberal di Paris.

Tepat Ahad (5/5) adalah ulang tahun pertama bagi kepemimpinan Presiden Francois Hollande. Tidak ada tiup lilin atau prosesi membelah kue tar dalam ulang tahun ini. Yang ada hanya teriakan dan makian oposan. Bagi mereka, setahun adalah waktu yang menyakitkan. Mereka tidak berharap ada lagi Hollande lain dalam tahun-tahun mendatang.

Orasi Luc membuat teriakan makin kencang. Kata dia, Hollande adalah pembuka keran pengangguran di negeri tersebut. Kebijakan UE mendesak Prancis memotong dana sosial dan meningkatkan nilai pajak wujud penghematan devisa, dari ancaman kebangkrutan 27 negara anggota UE.

''Kami tidak menerima kebijakan penghematan yang mengajak kami pada penderitaan tak berujung,'' kata Luc, saat orasinya di mimbar demonstarasi, Bastille Square saat Ahad (5/5) dan dilansir Euronews, Senin (6/5). Reuters mengatakan, meskipun aksi sayap kiri ini tidak meninggalkan noda kerusuhan. Namun dikatakan sayap kiri dan konservatif telah memotong ketenaran Hollande sebagai seorang presiden.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement