REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dewan Keamanan PBB, Senin (6/5) waktu setempat, mengutuk serangan mematikan di daerah sengketa Abyei di perbatasan Sudan-Sudan Selatan. Serangan menewaskan menewaskan seorang kepala suku dan seorang prajurit pemelihara PBB serta melukai tiga orang lagi.
Kepala Suku Dinka Ngok, DengKuol Deng, dan seorang prajurit pemelihara perdamaian UNISFA dari Ethiopia tewas pada Sabtu (4/5). Keduanya tewas dalam serangan oleh anggota Suku Misseriya terhadap satu rombongan UNISFA di Abyei.
Abyei membentang di perbatasan antara Sudan dan Sudan Selatan dan diklaim oleh kedua negara. Suku Dinka Ngok adalah cabang dari Suku Dinka yang dominan di Sudan Selatan.
''Pernyataan tersebut mengatakan Dewan Keamanan PBB menyambut baik pengumuman Pemerintah Sudan tentang penyelidikan yang mendesak, transparan, menyeluruh dan adil mengenai peristiwa itu serta janjinya untuk menyeret para pelaku ke pengadilan,'' demikian laporan Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta pada Selasa.
Dewan juga menyambut baik pernyataan terbuka Pemerintah Sudan Selatan dan komitmen yang berlanjut buat UNISFA.
UNISFA diberi wewenang oleh Dewan Keamanan PBB pada November 2012 untuk mengumpulkan maksimal 4.200 personel militer, 50 personel polisi, dan penduduk sipil yang secukupnya. UNISFA saat ini memiliki 3.077 personel berseragam termasuk 3.827 prajurit dan 140 pengamat militer.