REPUBLIKA.CO.IDJAKARTA--Lima orang tewas sedangkan tujuh lainnya luka-luka akibat tertimpa batu jatuh setelah gunung berapi Mayon memuntahkan abu pada Selasa, sekitar pukul 08.00 waktu setempat, kata para pejabat Filipina.
Para korban adalah bagian dari kelompok pendaki gunung yang mendaki Gunung Mayon, salah satu tujuan wisata paling terkenal di negara itu dan terletak di Provinsi Albay, sekitar beberapa kilometer sebelah tenggara ibu kota Filipina.
Regu-regu penyelamat pemerintah sekarang menuju ke kaki gunung berapi Mayon untuk menyelamatkan para pendaki gunung dan menemukan mayat-mayat mereka.
Kantor Keselamatan Umum dan Pelaksana Darurat Provinsi Albay mengatakan belum mengidentifikasi korban dan kebangsaan mereka ketika tim tanggap darurat dikirim ke daerah itu.
Lembaga Vulkanologi dan Seismologi Filipina mengatakan bahwa letusan gunung berapi itu terjadi sekitar pukul 08.00 waktu setempat dan berlangsung selama sekitar 73 detik.
Mayon menyemburkan abu awan coklat mencapai 500 meter di atas puncak dan melayang ke arah barat- barat daya. "Tidak ada gempa vulkanik yang terdeteksi dalam periode observasi 24 jam terakhir. Parameter emisi Seismik dan gas tetap dalam tingkat latar belakang dan menunjukkan tidak ada intensifikasi aktivitas gunung berapi," kata PHIVOLCS.
Dengan pengamatan tersebut, lembaga negara mengatakan bahwa kondisi itu berada di Tingkat Status Siaga 0, yang berarti bahwa tidak ada letusan akan segera terjadi.
Namun, ledakan freatik kecil termasuk uap kecil dan semburan-semburan abu dapat terjadi tiba-tiba dengan sedikit atau tanpa peringatan, tambahnya.
PHIVOLCS sangat menyarankan warga untuk menahan diri dari memasuki radius enam kilometer Zona Bahaya Permanen akibat ancaman letusan mendadak yang menyemburkan uap dan batu yang jatuh ke lereng atas dan tengah gunung berapi itu.
Gunung berapi Mayon adalah salah satu gunung berapi paling aktif di negara itu. Pada tahun 2010, gunung berapi tersebut bergemuruh dan memuntahkan abu, menggusur ribuan warga yang ada di sekitarnya.