Kamis 09 May 2013 06:28 WIB

Pentagon: Kejahatan Seksual di Tentara Melonjak

Pentagon (Ilustrasi)
Foto: themoderatevoice.com
Pentagon (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah Obama pada Selasa (6/5) marah terhadap pelecehan di Angkatan Udara baru-baru ini, sementara Pentagon mengumumkan kajian memperkirakan jumlah kejahatan seks melibatkan tentara melonjak 37 persen pada tahun lalu.

Laporan tahunan Pentagon itu, yang memperkirakan terjadi 26 ribu kejahatan seksual mulai dari perkosaan hingga hubungan seksual kasar pada 2012. Laporan itu muncul sehari sesudah Angkatan Udara membebastugaskan perwira penanggung jawab dinas penanggulangan penyerangan seksual atas dugaan pelecehan terhadap wanita di tempat parkir di pinggiran kota dekat Pentagon.

Letkol Jeffrey Krusinski (41 tahun) dibebas-tugaskan dari jabatannya sebagai kepala Dinas Tanggapan dan Pencegahan Serangan Seksual Angkatan Udara setelah didakwa melakukan pelecehan seksual. Kejadian itu memicu kemarahan petinggi Pentagon, anggota parlemen dan Presiden Barack Obama menyatakan tak bakal ada tenggang rasa untuk itu.

"Kami mengetahui seseorang terlibat dalam hal ini. Mereka harus dimintai pertanggungjawaban. Dituntut. Dicopot dari jabatan. Dimahkamah-tentarakan. Dipecat dengan tidak hormat. Itu tidak bisa diterima," kata Obama. Ia menyatakan telah berbicara dengan Menteri Pertahanan Chuck Hagel dan mengatakan kepadanya, "Kita tidak hanya akan meningkatkan permainan. Kita harus tegas meningkatkan permainan untuk menangani ini dengan keras."

Saat mengumumkan laporan tahunan Pentagon tentang pelecehan seksual di ketentaraan, Hagel menyatakan Departemen Pertahanan marah atas tuduhan itu. Ia memperingatkan bahwa masalah kekerasan seksual mencapai titik membahayakan kemampuan tentara menarik dan mempertahankan anggota.

Penelitian Pentagon menemukan ada 3.374 laporan kekerasan seksual pada 2012, naik hampir 200 dari 3.192 dalam 2011. Dengan data survai, departemen itu memperkirakan terjadi 26.000 hubungan seksual tidak diinginkan pada 2012, berbanding 19.000 pada 2011.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement