REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS -- Ratusan warga Tunisia, yang mencakup polisi, aktivis hak asasi manusia dan perwakilan partai politik, melakukan protes menentang terorisme pada Jumat waktu setempat. Mereka menggelar demonstrasi setelah pemerintah mengatakan bahwa dua kelompok militan yang diburu memiliki hubungan dengan Alqaidah.
Pemrotes berkumpul di luar gedung majelis nasional dengan meneriakkan "Tunisia bebas, terorisme enyah!". Mereka membentangkan spanduk serta slogan yang berbunyi "Kami mendukung pasukan keamanan dan militer dalam perang melawan terorisme".
''Delegasi kelompok persatuan yang mewakili angkatan bersenjata itu diterima di parlemen dimana mereka menuntut agar dana kompensasi khusus disediakan bagi anggota-anggota yang terluka atau tewas dalam tugas,'' kata seorang wartawan AFP.
Demonstrasi itu dilakukan sehari setelah Kementerian Dalam Negeri Tunisia mengatakan bahwa polisi telah menangkap seorang teroris Libya yang berusaha memasuki sebuah pelabuhan selatan dengan membawa peledak.
Penangkapan teroris Libya itu diumumkan ketika aparat keamanan Tunisia melakukan operasi penumpasan militan.
Tentara dan polisi Tunisia mengatakan bahwa mereka memburu lebih dari 30 tersangka militan terkait Alqaidah di dekat perbatasan negara itu dengan Aljazair. Presiden Moncef Marzouki pergi ke daerah itu untuk mengawasai operasi tersebut.