Sabtu 11 May 2013 11:20 WIB

Presiden Libanon Minta Militer Kendalikan Senjata Pemberontak

Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah Libanon
Foto: ABC
Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah Libanon

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Presiden Libanon Michel Suleiman, Jumat (10/5), menekankan perlunya semua senjata kelompok perlawanan di negerinya berada di bawah kendali militer.

Suleiman, sebagaiman dikutip Xinhua mengatakan di dalam satu pernyataan, "Deklarasi Baabda dan strategi pertahanan yang menempatkan senjata kelompok perlawanan di bawah kendali militer akan melindung Lebanon terhadap serangan Israel."

Deklarasi Baabda, yang disepakati selama dialog nasional setahun lalu, menyeru Lebanon agar menjauhkan diri dari konflik regional.

Pernyataan Suleiman dikeluarkan setelah pemimpin gerilyawan Syiah Lebanon, Hizbullah, Sayid Hassan Nasrallah pada Kamis (10/5) mengatakan gerakannya "siap menerima senjata pengubah permainan (dari Suriah)".

"Kami mampu memiliki danmelindungi senjata semacam itu dan kami menggunakannya guna mempertahankan rakyat kami," kata Nasrallah.

Reaksi itu adalah akibat dari serangan Israel belum ini terhadap sasaran militer di Suriah.

"Israel membom Suriah untuk mengatakan berlanjutnya dukungan buat kelompok perlawanan (terhadap Israel) dan memasoknya dengan bantuan militer akan menghasilkan kejatuhan rejim," kata pemimpin Hizbullah tersebut.

"Israel mengetahui sumber kekuatan perlawanan di Lebanon dan Palestina adalah Suriah. Itu sebabnya mengapa negara Yahudi tersebut ingin menghapuskannya sebagai penyeimbang dan mengepung perlawanan di Lebanon serta Palestina," katanya.

Hizbullah adalah sekutu kuat Pemerintah Presiden Bashar al-Assad, dan Suriah telah lama menjadi saluran bagi senjata Iran yang dikirim buat Hizbullah.

sumber : Antara/ Xinhua-OANA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement