REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Rakyat Pakistan, Sabtu, mulai memberi suara dalam pemilihan umum satu-hari guna memilih pemerintah baru selama lima tahun ke depan, dengan harapan perubahan positif dan berakhirnya bertahun-tahun aksi teror di negeri tersebut.
Pemungutan suara dimulai pada pukul 08.00 waktu setempat dan dijadwalkan berakhir tanpa gangguan pada pukul 17.00 waktu setempat, demikian laporan Xinhua.
"Masalah yang dihadapi pemerintah baru akan sangat besar, dan ini mungkin menjadi peluang terakhir bagi elit negeri itu untuk menyelesaikannya," Kata Anatol Lieven, Profesor di King's College, London, dan penulis buku tentang Pakistan, sebagaimana dilaporkan kantor berita Inggris, Reuters.
"Jika kehidupan rakyat biasa Pakistan tidak meningkat secara mencolok selama lima tahun ke depan, kembalinya penyelesaian otoriter tetap mungkin terjadi," tulis Lieven di dalam satu kolum di Financial Times, Jumat.
Kekecewaan pada dua partai utama tampaknya pekan ini telah memberi dukungan pada saat terakhir kepada mantan pemain kriket Imran Khan, yang dapat menjadi penyeimbang kekuatan jika tak ada pemenang yang jelas.
Jika itu terjadi, berpekan-pekan pergolakan untuk membentuk koalisi akan terjadi dan meningkatkan resiko terbentuknya pemerintah yang tidak stabil di negara yang telah diperintah oleh kubu minoritas selama lebih dari separuh sejarahnya.
Kondisi tersebut hanya akan menambah kesulitan untuk mengubah rasa kesal pada politisi di kalangan 180 juta warga di negara Asia Selatan itu dan melalui pembaruan yang diperlukan untuk menghidupkan ekonominya, yang nyaris ambruk, kata Reuters.
Sementara pemadaman listrik dapat berlangsung lebih dari 10 jam per hari di beberapa tempat, sehingga melumpuhkan industri penting seperti tekstil, dan dana talangan baru Dana Moneter Internasional mungkin diperlukan dalam waktu dekat.
Puluhan orang telah tewas dalam proses menuju hari pemungutan suara oleh Taliban Pakistan, yang memiliki hubungan dengan Alqaidah dan menganggap pemungutan suara tersebut sebagai tidak Islami. Kelompok itu telah berikrar akan mengganggu proses pemungutan suara dengan pemboman bunuh diri.