Senin 13 May 2013 11:11 WIB

Nelayan Taiwan Ditembak, Filipina Diancam Minta Maaf

Kapal Penjaga Pantai Filipina yang tengah berpatroli
Foto: Al Jazeera
Kapal Penjaga Pantai Filipina yang tengah berpatroli

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI --  Pemerintah Taiwan telah mengeluarkan ultimatum  kepada Pemerintah Filipina untuk meminta maaf atas penembakan seorang nelayan Taiwan pada 72 jam ke depan. 

 

Para penjaga pantai Taiwan mengirim empat kapal untuk menjaga perairan yang disengketakan dimana insiden penembakan terjadi. Pada Kamis (9/5) pekan lalu, seorang nelayan asal Taiwan tewas di Selat Bashi, wilayah yang masih menjadi sengketa antara kedua negara.

"Pemerintah bertekad untuk melindungi nelayan," kata juru bicara kabinet Cheng Li-wen dalam sebuah pernyataannya dikutip aljazeera, Senin (13/5). Jika Pemerintah Filipina gagal untuk merespon secara positif dalam waktu 72 jam, pekerja Filipina di Taiwan akan dibekukan.

Ao Ming-wei, kapten kapal penjaga pantai Tainan Jian mengatakan, kapalnya siap untuk menghadapi provokasi dan kru akan menembak terhadap ancaman yang mungkin terjadi.Taiwan telah menuntut Manila meminta maaf dan kompensasi keluarga korban atau menghadapi pembekuan mempekerjakan warga negaranya.

Taiwan pun meminta Filipina untuk mengadili para penjaga pantai yang bertanggung jawab untuk penembakan tersebut. Ada sekitar 87.000 pembantu rumah tangga Filipina dan pekerja lain di Taiwan. Para pembantu rumah tangga itu diklaim mengirim ratusan rumah jutaan dolar setahun ke Filipina.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement