Selasa 14 May 2013 08:30 WIB

PBB: Rakyat Negeria Kritis Kekurangan Bahan Pangan

Rep: Hannan Putra/ Red: Citra Listya Rini
Rakyat Nigeria terancam kekurangan pangan (Ilustrasi)
Foto: voanews
Rakyat Nigeria terancam kekurangan pangan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) menyatakan sebanyak 800 ribu orang akan memerlukan bantuan pangan di Nigeria dalam beberapa bulan mendatang. Hal itu disebabkan karena masalah pasokan padi-padian ke pasar anjlok yang berakibat melambungnya harga. 

Kondisi ini diperparah dengan arus pengungsi Mali yang kian bertambah. Saat ini, sedikitnya 60 ribu pengungsi yang datang dari Mali menetap di Nigeria akibat perang antara pasukan Prancis dan gerilyawan mujahidin setempat yang telah berlansung sejak Januari lalu. Hal ini semakin menambah parah kekurangan pangan di Tillabery dan Tahoua.

OCHA melaporkan penyediaan bahan pangan bagi 800 ribu jiwa tersebut setidaknya harus tercukupi minimal sampai awal musim hujan mendatang yang biasanya dating pada Juni, Juli, dan Agustus. 

"Meskipun hasil panen bagus di tahun kemarin, namun akibat pergolakan politik dan keamanan yang tak stabil mengakibatkan sistem perekonomian ikut lumpuh," begitu pernyataan OCHA seperti dikutip dari Xianhua dari Reuters, Selasa (14/5).

Situasi yang kritis yang mengancam setidaknya di 13 wilayah itu berdasar kepada survei pihak pemerintah pada Maret lalu. Saat itu tercatat masih 84 ribu orang memerlukan bantuan pangan darurat.

Lebih lanjut, masalah pasokan pangan ke pasar di sebagian daerah terus berkurang. Seperti yang terjadi di wilayah tambang Arlit dan Tahoua di Niger Utara dan Tillabery di bagian barat negeri tersebut yang telah membuat harga padi-padian terus melonjak. Akibatnya, para perternak terpaksa menjual hewan ternak mereka untuk bertahan hidup.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement