REPUBLIKA.CO.ID, SITTWE -- Sebuah kapal yang membawa 100 orang muslim Rohingya terbalik di barat Myanmar. Insiden itu membuat kekhawatiran banyak orang tenggelam karena musim menjelang Topan Mahasen.
Perahu menghantam batu di Kota Pauktaw di negara bagian Rakhine dan tenggelam pada Senin lalu. Kepala Kantor PBB di Myanmar untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), Barbara Manzi mengatakan jumlah orang yang hilang tidak diketahui.
PBB memperingatkan pekan lalu, siklon tropis bisa mengancam ribuan orang yang tinggal di kamp di barat Myanmar. Rumah pengungsi tersebut hancur dalam kekerasan antara mayoritas Budha dan minoritas Muslim tahun lalu di Myanmar. "Kami tengah membangun tempat penampungan sementara terbuat dari bambu yang mudah-mudahan akan berdiri saat hujan lebat tetapi dengan angin topan, anda tidak tahu apa akan tahan," ujar Manzi dilansir Reuters.
Evakuasi dimulai di beberapa daerah seperti Pauktaw, sebuah kota pelabuhan 27 km melalui laut dari Rakhine Sittwe. Hampir 200 ribu rohingya tinggal di kamp penampuang di Pautaw. Sekitar 12 ribu orang tinggal di daerah rawan banjir.
Myanmar merupakan negara dengan mayoritas penduduk beragama Buddha. Namun, sekitar 5 persen dari 60 juta penduduknya adalah muslim. Minoritas tersebut menghadapi kampanye antimuslim yang disebarkan pemimpin biksu Buddha radikal.