REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran mulai memberikan harapan bagi tim penyelidik atom PBB. Jubir Teheran terkait nuklir, pun menyatakan terjadi kemajuan dalam pembicaraan dengan Badan Atom, pekan ini.
Namun, para diplomat barat tak yakin pembicaraan tersebut bisa mengakhiri kebuntuan. Padahal sudah hampir satu tahun Badan Energi Atom Internasional (IAEA) membujuk Iran untuk membiarkan badan tersebut melanjutkan penyelidikan terkait atom.
Iran dituduh mengembangkan senjata nuklir, namun mereka menolak dengan menyatakan pengembangan itu untuk tujuan kesehatan. Pertemuan antara IAEA dengan perwakilan Iran, di Vienna, hari ini (13/5) adalah negosiasi kesepuluh kalinya yang dilakukan kedua belah pihak. Sejak 2012, pembicaraan ini belum menghasilkan persetujuan, khususnya akses IAEA untuk memeriksa lokasi, pejabat dan petugas serta dokumen-dokumen.
Duta Besar Iran untuk IAEA, menyatakan pihak dia berharap ada kemajuan dalam pertemuan kali ini. ''Kami serius dalam pembicaraan ini,'' ucap dia. Cuma Iran mengingatkan bahwa IAEA juga harus memberitahu bagaimana investigasi akan dilakukan, sebelum mengizinkan akses masuk. ''Tidak akan terjadi sampai kerangka ini (permintaan Iran) dinegosiasikan dan disepakati,'' kata Asghar Soltanieh.
Namun, diplomat barat menyatakan ia tak melihat ada optimisme dalam pertemuan itu. Karena pembicaraan ini sudah berlangsung sepanjang 17 bulan dan tak menghasilkan apa-apa. Pejabat lain mengatakan tidak berharap adanya hal yang mengejutkan.