REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Pemerintah Arab Saudi mengonfirmasi empat kasus terbaru virus pernafasan yang mirip SARS. Virus yang mirip Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) atau disebut Coronavirus menyebar dengan cepat dan menjangkiti warga di Semenanjung Arab. Tak hanya itu virus ini juga menyerang Benua Eropa.
Menteri Kesehatan Arab Saudi, Abdullah al-Rabia, mengatakan melalui kantor berita Arab Saudi, menyatakan empat kasus tersebut ditemukan di provinsi timur Arab Saudi. Menurut dia, empat korban sudah dirawat dan satu di antaranya telah diizinkan pulang. Sementara ketiga lainnya masih dalam ruang perawatan khusus.
Hingga Ahad (12/5), Pemerintah Arab Saudi mengumumkan 24 orang telah mengalami gejala terserang virus baru yang disebut novel coronavirus (nCoV-EMC) semenjak September 2012. Sebanyak 15 di antaranya meninggal dunia. Ia juga mengatakan pemerintah akan terbuka atau ia sebut ''transparasi penuh'' atas hasil tes medis bagi tiga korban itu.
Asisten direktur Jenderal keamanan kesehatan dan lingkungan mengatakan WHO, Keiji Fukuda, mengutip dari AFP menyatakan penemuan virus ini begitu penting dan menjadi tantangan besar bagi seluruh negara yang terkena dampaknya. Begitu juga, tutur dia, bagi masyarakat dunia.
Sampai saat ini para ahli terus mencoba mengenali virus ini dan cara penularannya kepada manusia. Namun ia sekali lagi menegaskan bahwa ini adalah virus baru dan bukan virus SARS. ''Ini adalah infeksi baru dan masih ada ruang besar bagi kami sehingga butuh waktu untuk mengetahui virus ini,'' ucap dia.