REPUBLIKA.CO.ID, Mantan Presiden Filipina Joseph Estrada dinyatakan sebagai pemenang dalam pemilihan nasional di Filipina, Selasa (14/5) waktu setempat. Dia akan menjabat Wali Kota Manila. Kemenangan tersebut menjadi 'tropi' pertamanya setelah kegagalan guncangan politik di Manila 2001 silam.
Estrada menang bersama sejumlah nama akrab di negeri jajahan Spanyol itu, termasuk mantan Ibu Negara Imelda Marcos. Imelda tidak kehilangan 'tahta' di kursi senat pada pemilihan kongres, Senin (13/5). Perempuan 83 tahun ini masih kuat dari Provinsi Ilocos Norte. Bahkan Imelda makin kuat dengan melahirkan politikus baru, yakni Imee Marcos.
Putri pertamanya ini kembali memenangkan pemilihan dan tetap menjadi gubernur provinsi paling utara dari Filipina. Reuters mangatakan sekira 75 persen total suara dari 52 juta pemilih sudah terhitung sejak Senin (13/5). Pemilihan nasional kali ini untuk memilih 18 ribu posisi dan jabatan.
Selain Presiden, juga termasuk di antaranya 300 kursi anggota Dewan Majelis Rendah, dan kursi Senat untuk Kongres Nasional. Komisi mengumumkan Partai Liberal (PL) masih mendominasi kursi di kongres. Partai yang mendukung Presiden Beniqno Aquino ini sudah puas dengan mengamankan sembilan dari selusin kursi senat yang direbutkan.
Aquino tentu 'nyaman' dengan kebijakan reformasi politik di Filipina. Aquino aman, setidaknya sampai 2016 mendatang. Tapi, kemenangan 'musuh' politik Aquino di lini politik lain, patut membuat Aquino dan LP waspada.
Washington Post mengatakan, Estrada dan Imelda punya peluang untuk kembali ke meja pertarungan politik sesungguhnya di tiga tahun mendatang. Kalau pun tidak berhadapan langsung, tapi pewaris-pewaris nama-nama besar siap ''menjungkalkan'' Aquino di masa mendatang. Erap, demikian Estrada disapa, adalah aktor oposisi bagi Aquino. Erap dijungkalkan dari kursi kepresidenan pada 2001 oleh Gloria Macapagal Aroyyo, karena korupsi.