REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Enam orang warga Arab Saudi kembali teridentifikasi terjangkit Coronavirus. Hal ini menimbulkan kepanikan di Arab Saudi karena hingga Rabu (15/5) jumlah korban menjadi 30 orang dan 15 orang di antaranya tewas.
Al Arabiya melaporkan di antara keenam korban, dua orang teridentifikasi, Selasa (14/5). Tepatnya, ketika Menteri Kesehatan Arab Saudi, Abdullah al-Rabia mengumumkan ditemukannya empat kasus baru di provinsi timur Arab Saudi. ''Kedua korban baru berasal dari Provinsi timur, dan mereka yang sakit sudah mendapat perawatan khusus,'' ucap dia seperti dikutip dari AFP.
Saat ini Otoritas Arab Saudi telah menerima bantuan dan saran spesialis dari Amerika Serikat dan ahli dari Universitas Kanada. Hingga Ahad, Pemerintah Arab Saudi mengumumkan 24 orang telah mengalami gejala terserang virus baru yang disebut novel coronavirus (nCoV-EMC) semenjak September 2012, 15 di antaranya meninggal, termasuk seorang anak gadis berumur 9 tahun yang baru saja sampai di rumah sakit. Ia diketahui mengalami demam tinggi.
Korban lainnya adalah pemuda bernama Haidar Ghanem (21 tahun), yang mengalami demam tinggi selama sepekan. Sang ayah, Mokhtar menyatakan, putra dia meninggal Kamis lalu, empat hari setelah masuk rumah sakit dan sempat tak sadarkan diri.
Warga Arab Saudi di wilayah timur pun mengalami kepanikan karena hampir semua korban berasal dari daerah tersebut. Puluhan orang yang merasa mengalami tanda-tanda, baik flu ataupun demam datang ke unit gawat darurat rumah sakit di kota Al Ahsa, provinsi timur. Seorang pemuda mengaku mengalami gejala pilek disertai demam. Pemuda yang datang ke rumah sakit, Senin lalu itu mengaku langsung dirawat dan dikarantina.