Kamis 16 May 2013 12:11 WIB

Pejuang Palestina Tembakan Rudal ke Israel

Rudal Patriot
Foto: REUTERS
Rudal Patriot

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Pejuang dari Jalur Gaza menembakkan sebuah proyektil ke Israel selatan, Rabu (15/5) Watkins setempat. Namun, tidak ada korban jiwa dalam serangan tersebut.

Juru bicara kepolisian Luba Samri mengatakan, proyektil itu menghantam sebuah tempat terbuka di daerah Eshkol. Militer Israel tidak bisa menyebutkan apakah itu mortir atau roket. Hingga kini belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas penembakan proyektil itu.

Serangan tersebut dilakukan ketika penduduk Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza memperingati Hari Nakba, peringatan pembentukan negara Yahudi pada 1948 yang mengakibatkan 760 ribu rakyat Palestina mengungsi meninggalkan rumah mereka pada saat itu. Ribuan orang Palestina berpawai di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dengan menyerukan agar pengungsi Palestina kembali ke desa dan kota mereka.

Dalam dua bulan terakhir, terjadi peningkatan serangan roket ke Israel selatan setelah keadaan tenang selama lebih dari tiga bulan.

Gerakan Hamas yang menguasai Jalur Gaza telah berupaya melakukan penertiban terhadap kelompok-kelompok Salafist bersenjata, yang mendukung garis keras dan sering berusaha menembakkan roket ke Israel dalam pembangkangan atas gencatan senjata de facto Palestina.

Israel dan kelompok pejuang Hamas yang menguasai Jalur Gaza terlibat dalam perang delapan hari pada November tahun lalu, yang menewaskan 177 rakyat Palestina, termasuk lebih dari 100 warga sipil, serta enam orang Israel -- empat warga sipil dan dua prajurit.

Kekerasan itu meletus pada 14 November, dengan pembunuhan komandan militer Hamas Ahmed Jaabari oleh Israel. Selama operasi delapan hari itu, militer Israel menyatakan telah menghantam lebih dari 1.500 sasaran, sementara pejuang Gaza menembakkan 1.354 roket ke Israel, 421 di antaranya disergap oleh sistem antirudal Iron Dome.

Perjanjian gencatan senjata Hamas-Israel dicapai Rabu (21/11), sehari setelah diplomasi bolak-balik yang dilakukan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary dan Sekretaris Jendral PBB Ban Ki-moon.

sumber : AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement