Sabtu 18 May 2013 18:57 WIB

Abbas Bujuk Muslim dan Kristen untuk Kunjungi Palestina

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Mansyur Faqih
Mahmoud Abbas
Foto: AP/Majdi Mohammed
Mahmoud Abbas

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Presiden Palestina Mahmoud Abbas membujuk umat Muslim dan Kristen Arab untuk mengunjungi Palestina. Ini sebagai sikap untuk menunjukan dukungan kepada warga Palestina.

"Kami menyambut setiap umat Muslim dan Kristen Arab yang mengunjungi Jerusalem dan Bethlehem," kata Abbas pada pertemuan dengan jurnalis Mesir dan cendikiawan pada kunjungan tiga hari di Kairo seperti dikutip Maan News, Jumat (17/5).

Namun, jelasnya, mendatangi negara ini tidak berarti hubungan negara pengunjung dengan Israel akan kembali normal. Kunjungan itu ditujukan kepada orang-orang yang ditawan. Bukan ke negara yang melakukan penawanan.

Abbas mengkritisi dunia Islam kurang peduli dengan masjid al-Aqsa. Ia juga menyalahkan beberapa intelektual Muslim yang mengeluarkan fatwa melarang mengunjungi masjid al-Aqsa dan menawarkan dukungan.

"Nabi Muhammad menyebutkan masjid al-Aqsa sebagai satu dari banyak masjid kaum Muslim yang harus dijaga," katanya.

Seorang pemimpin Muslim berpengaruh, Yusuf al-Qaradawi baru-baru ini mengatakan kunjungan ke masjid al-Aqsa, selama masih dibawah kendali Israel, merupakan pelanggaran hukum Islam.

Al-Qaradawi mengunjungi markas Hamas di Jalur Gaza awal Mei lalu. Otoritas Palestina mengatakan kunjungan tersebut memiliki implikasi politik dan menimbulkan konflik di antara warga Palestina.

Abbas mengatakan Arab, negera-negara serta organisasi Islam telah mengumpulkan ratusan juta dolar untuk mendukung Jerusalem selama konferensi dan pertemuan. Tapi itu hanyalah sebagian kecil dari total dana yang telah dikumpulkan.

Selama pertemuan Liga Arab di Libia, pihak penyelenggara setuju untuk mengalokasikan 500 juta dolar AS. "Namun kenyataannya hanya 37 juta dolar AS yang dikirimkan," kata Abbas.

Pada pertemuan Liga Arab lainnya di Doha, negara-negara Arab sepakat untuk mengalokasikan satu miliar dolar AS untuk Jerusalem. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement