REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Korea Utara meluncurkan tiga peluru kendali jarak pendek ke perairan lepas
pantai timurnya pada Sabtu, kata kantor berita Korea Selatan Yonhap, mengutip pernyataan Departemen Pertahanannya.
"Satu analisis yang lebih rinci akan dibutuhkan tetapi rudal yang diluncurkan mungkin dimodifikasi dari rudal anti-kapal atau KN-02 rudal permukaan-ke-permukaan yang berasal dari era-Soviet SS-21 yang memiliki jangkauan sekitar 120 kilometer," kata Yonhap mengutip seorang pejabat Seoul.
Kementerian itu mengatakan telah meningkatkan pemantauan terhadap Korea Utara dan berada dalam siaga untuk menangani setiap perkembangan lebih lanjut. Rudal itu diyakini telah diluncurkan dari pantai timur Korea Utara dan jatuh di Laut Jepang.
Jepang menegaskan bahwa Korea Utara telah menembakkan rudal, tetapi mengatakan tidak satupun dari mereka telah mendarat di perairan teritorial Jepang.
Para pengulas menyarankan bahwa peluncuran rudal adalah bagian dari latihan militer. Pyongyang secara rutin
meluncurkan rudal tersebut, tetapi uji terbaru diikuti beberapa pekan yang relatif tenang di Semenanjung Korea setelah ketegangan meningkat awal tahun ini, setelah Korea Utara melakukan tes rudal jarak jauhnya Taepodong 2 pada Desember dan uji ketiga nuklirnya pada Februari, dimana PBB merespon dengan sanksi.
Setelah memulai latihan militer bersama Foal Eagle antara Korea Selatan dan Amerika Serikat pada Maret, Korea Utara mengancam akan melakukan serangan nuklir di daratan Amerika dan pasukan AS di wilayah tersebut, dan menguji dua rudal jarak pendek di timur pantai Semenanjung Korea.
Kemudian menolak masuk para pekerja Korea Selatan untuk bersama-sama menjalankan kompleks industri Kaesong di Korea Utara, mendorong Korea Selatan untuk menarik pekerja yang tersisa dari tempat tersebut.
Pekan lalu, muncul laporan bahwa dua rudal jarak menengah Korea Utara, dilaporkan siap untuk diluncurkan bulan lalu, telah ditarik dari posisi pesisir mereka.