REPUBLIKA.CO.ID, Masih ingat dengan Muhammad Al Dura? Video fenomenal tentang seorang pria Palestina dengan anak lelakinya yang ditembak mati oleh tentara Israel kini menjadi perdebatan.
Video yang berusia sudah lebih dari 13 tahun silam itu tetap menjadi kenangan diberbagai media yang menyisakan citra betapa sangarnya tentara Israel membantai warga Palestina.
Ahad (19/5) kemarin, pihak Israel kembali ribut dengan salah satu stasiun televisi milik Prancis. Pihak Israel menuntut agar stasiun televisi tersebut meralat beritanya karena dianggap telah memojokkan dan merusak citra militer Israel.
Persoalannya, dalam video itu, seorang pria Palestina yang diketahui bernama Jamal yang bersembunyi disebuah tembok dengan anaknya Muhammad Al Dura yang masih berusia 13 tahun.
Jamal terlihat mengacungkan tangan pertanda menyerah dan meminta tentara Israel menghentikan tembakan. Namun, peluru-peluru terus menghantam mereka hingga bocah belia itu tewas dan ayahnya terluka parah.
Kejadian yang terjadi bulan September 2000 di sebuah dinding di Jalur Gaza itu terus popular di berbagai media dan telah tersebar di publik. Pihak Israel dalam dokumen gugatannya itu mengatakan, waktu insiden penembakan tersebut telah melakukan penyelidikan atas perintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Pihak Israel juga telah meminta maaf atas kejadian tersebut, walau diiringi dengan pernyataan yang menyalahkan pejuang Palestina yang ia klaim juga bertanggungjawab atas kematian Dura.
Pihak Israel mengklaim, stasiun televisi Prancis yang mengungkit-ungkit kembali kasus yang sudah berumur 13 tahun tersebut telah menciptakan opini publik yang buruk. Hal tersebut bisa berujung kepada pembenaran tindak terorisme dengan target AS dan Israel.
Selain itu, pihak Israel juga menyatakan, tidak ada bukti yang mengatakan penembakan tersebut dilakukan oleh tentara Israel.
“Berdasarkan penelaahan video itu, tidak ada bukti bahwa militer Israel dengan cara apapun bertanggung jawab menimbulkan dugaan cedera bagi anak laki-laki dan ayahnya itu,” bunyi kaporan Israel yang tercantum dalam dokumen guguatan tersebut, seperti dikutip dari Alarabiya.
"Kajian ini menunjukkan, sangat diragui lubang peluru di sekitar kedua orang itu berasal dari tembakan dari posisi Israel," tambahnya.Dalam dokumen tersebut juga mempertanyakan apakah rekaman video itu benar-benar memberikan kesimpulan bahwa korban Palestina tersebut memang terkena peluru Israel.
"Ada banyak indikasi bahwa keduanya tidak terkena peluru sama sekali," kata laporan itu.