Rabu 22 May 2013 08:19 WIB

PBB: Kemiskinan di Mesir Meningkat Tajam

Kerusuhan kembali pecah di Mesir setelah pengadilan pada Sabtu (9/3) menjatuhkan  vonis mati kepada 21 suporter bola.
Foto: MADHYAMAM
Kerusuhan kembali pecah di Mesir setelah pengadilan pada Sabtu (9/3) menjatuhkan vonis mati kepada 21 suporter bola.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kerawanan pangan dan kemiskinan telah meningkat tajam di Mesir selama tiga tahun belakangan, kata Wakil Juru Bicara PBB Eduardo del Buey kepada wartawan di Markas PBB, New York, Selasa (21/5).

Ia mengutip laporan gabungan dari Program Pangan Dunia (WFP) dan Pemerintah Mesir. "Satu laporan oleh Program Pangan Dunia dan pemerintah negeri tersebut --atau 17 persen penduduk-- menderita kerawanan pangan pada 2011, dibandingkan dengan 14 persen pada 2009," kata del Buey dalam taklimat harian.
"Data juga memperlihatkan antara 2009 dan 2011, sebanyak 15 persen penduduk negeri itu terperosok ke dalam kemiskinan," katanya.
"Kenaikan dalam angka kerawanan pangan ini, kekurangan gizi serta kemiskinan tidak terjadi dalam satu malam, selama tahun ini atau bahkan selama satu tahun belakangan," kata Direktur Wakil WFP di Mesir GianPietro Bordignon, sebagaimana dilaporkan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu pagi.
"Ketidak-mampuan orang untuk memiliki makanan yang layak dan bergizi sangat dipengaruhi oleh peningkatan angka kemiskinan dan silih-bergantinya krisis dari 2005 --termasuk krisis keuangan dan wabah flu unggas pada 2006, krisis pangan, bahan bakar dan keuangan pada 2007-09 dan tantangan dalam konteks ekonomi makro dalam beberapa tahun belakangan," kata Bordignon.
Laporan gabungan itu juga memperlihatkan rata-rata keluarga paling miskin membelanjakan lebih dari separuh pengeluaran rumah tangga mereka untuk membeli makanan dan seringkali membeli makan yang tidak terlalu mahal, tapi kurang bergizi.
Kekurangan gizi naik --31 persen anak yang berusia di bawah lima tahun jadi korban, naik dari 23 persen pada 2005, kata laporan itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement