Kamis 23 May 2013 08:18 WIB

Kadal dan Katak Menghilang di Amerika Serikat, Ada Apa?

Katak Kerbau dari Amerika
Foto: TUMBLR
Katak Kerbau dari Amerika

RREPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON  -- Sejumlah jenis katak dan kadal selama berpuluh tahun dianggap sebagai pengganggu, tetapi penelitian oleh pemerintah Amerika Serikat menunjukkan bahwa sekelompok hewan ampibi itu menghilang dengan cepat dari danau dan anak sungai di seluruh negeri tersebut.

Angka rata-rata penurunan jumlah makhluk ampibi di AS berjumlah 3,7 persen per tahun, terdengarnya kecil tetapi menumpuk setelah bertahun-tahun, ilmuwan dan penelitian geologi AS (USGS) pada Rabu melaporkan di dalam jurnal PLOS One.

Para ahli ilmu hayat menyadari adanya krisis makhluk ampibi secara internasional pada 1989, ketika mereka membandingkan keberadaan makhluk yang bisa hidup di air dan di darat itu dari seluruh tempat mukimnya di dunia.

Suatu penilaian global pada 2004 memperkirakan hampir sepertiga dari jenis ampibi di dunia, khususnya di AS, telah menghilang.

Penelitian terbaru di AS dan dilaporkan secara terperinci untuk pertama kali adalah mengenai analisis data berbagai ragam katak dan kadal di Amerika yang diteliti selama sembilan tahun dan dikumpulkan dari 34 lokasi, yang meliputi 48 jenis hewan tersebut.
Beritanya tidak menggembirakan. Meskipun jenis ampibi terbaik di AS, secara rata-rata setiap tahun mengalami penurunan populasi 2,7 persen, itu merupakan kondisi yang buruk karena jika penurunan berlanjut maka makhluk-makhluk tersebut dapat menghilag dari habitatnya dalam waktu enam tahun.

Para ahli memperhatikan makhluk ampibi tersebut sebagai "potongan" dari kehidupan di aliran sungai dan berdampingan dengan satwa lain.

Sebagai hewan ampibi mereka berkembang baik di air maupun di darat dan berada di tengah-tengah rantai makanan --katak dan kadal memakan hewan-hewan kecil seperti serangga dan mereka dimakan oleh makhluk lain yang lebih besar termasuk ikan-- mereka adalah bagian tak terpisahkan dari ekosistem.
Kekhawatiran yang lebih utama adalah penurunan hewan ampibi di kawasan perlindungan alam termasuk taman nasional, kata Mike Adams, ekologis pada USGS dan ketua tim peneliti.
"Kita melihatnya, seperti perubahan iklim, penyakit serta invasi jenis-jenis satwa lain yang berdampak pada makhluk ampibi," katanya. Penelitian itu tidak mengevaluasi penyebab krisis ampibi tersebut.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement