Kamis 23 May 2013 09:49 WIB

Vatikan Tersandung Enam Kasus Pencucian Uang

Rep: Nur Aini/ Red: Nidia Zuraya
Paus Benediktus XVI menyampaikan pidato kepada kardinal dan uskup di Vatikan
Foto: AP
Paus Benediktus XVI menyampaikan pidato kepada kardinal dan uskup di Vatikan

REPUBLIKA.CO.ID, VATICAN CITY -- Pengawas keuangan baru Vatikan mengatakan telah mendeteksi enam kemungkinan yang digunakan untuk pencucian uang tahun lalu. Hasil itu dinilai menjadi bukti komitmen Vatikan dalam transparansi.

Kepala Otoritas Intelijen Keuangan Vatikan (FIA) melaporkan laporan tahunan pertama yang mengatakan pihaknya akan memiliki pengawasan yang lebih kuat untuk  mengungkap skandal bank Vatikan, the Institue for Works of Religion (IOR). Vatikan akan memakai standar internasional untuk memerangi terorisme keuangan, pencucian uang dan penggelapan pajak. Namun,  komite antipencucian uang Eropa, Moneyval mengatakan pada Juli lalu, IOR masih bisa beroperasi.

Pengacara Swiss dan ahli antipencucian uang serta kepala FIA, Rene Bruelhart mengatakan enam dugaan kasus pencucian uang tersebut ditangani kantornya pada 2012. Dua kasus dinilai cukup serius untuk membawa Vatikan ke pengadilan. Dia tidak memberi rincian setiap kasus tapi empat kasus lain dapat melewati proses investigasi formal.

Vatikan mulai runtuh citranya sebagai pusat keuangan sejak 1982 ketika Roberto Calvi yang dikenal sebagai Bankir Tuhan, ditemukan gantung diri di jembatan Blackfriar London. Dia adalah kepala bank swasta terbesar di Italia yang sebagian kepemilikannya ada di Vatikan dan banknya bangkrut. IOR kemudian memegang dana Vatikan, dana amal katolik Roma, dan dana pendeta serta sumbangan seluruh dunia.

 

"Selama pekan depan, kami akan datang dengan peraturan baru dan akan menjadi salah satu kompetensi FIA," ujar Bruelhart. Dia juga mengatakan FIA akan membuat prosedur baru untuk mengawasi akun nasabah di IOR. Pada 2010, IOR memegang dana 33 juta dolar AS di bank Italia. Vatikan mengatakan telah mentransfer dananya ke rekening di Italia dan Jerman.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement