REPUBLIKA.CO.ID, PBB, NEW YORK -- Palestina telah meminta Dewan Keamanan (DK) PBB menekan Israel agar mengakhiri provokasinya, termasuk pembatasan akses ke tempat suci di Yerusalem Timur, kata seorang utusan Palestina kepada wartawan di Markas PBB, New York, Rabu (22/5).
"Kami telah mengirim kepada Presiden Dewan Keamanan dan Sekretaris Jenderal, selama dua pekan belakangan, empat surat mengenai kebijakan tidak sah dan praktek kekuatan pendudukan Israel, terutama di wilayah pendudukan Yerusalem Timur dan sekitarnya, terutama yang berkaitan dengan provokasi terhadap tokoh agama Kristen Palestina dan juga umat Muslim Palestina," kata Riyadh Mansour, Pengamat Tetap Palestina untuk PBB, seelah konsultasi DK mengenai situasi di Timur Tengah.
"Provokasi ini meningkatkan ketegangan di Kota Suci Al-Quds (Yerusalem)," kata Mansour, yang disertai oleh Wakil Tetap Marokko untuk PBB Moahmmed Loulichki.
"Tentu saja, orang dapat menambahkan ke dalam (provokasi) itu kegiatan Israel yang berkaitan dengan permukiman, teristimewa 300 unit di Beit El di dekat Ramallah," kata Mansour sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau di Jakarta, Kamis (23/5).
Awal Mei, menurut beberapa laporan, polisi Israel menghentikan kunjungan diplomat asing yang diselenggarakan oleh kelompok Kristen Palestina, saat mereka berusaha memasuki Kota Tua Yerusalem.
Sementara itu, Administrasi Sipil, badan pemerintah Israel yang menguasai wilayah Tepi Barat Sungai Jordan dan beroperasi di bawah Kementerian Pertahanan, memberi lampu hijau bagi pembangunan 300 rumah baru di permukiman Tepi Barat, Beit El, di dekat Ramallah.