REPUBLIKA.CO.ID, Tanggal 25 Mei 2000 menjadi sejarah yang tidak mungkin dilupakan dalam sejarah perang antara Lebanon dan Israel. Pada tanggal itu, Israel untuk pertama kalinya mundur tanpa syarat dari wilayah yang didudukinya di Lebanon dan kelompok pejuang berhasil membebaskan sebagian besar wilayah selatan Lebanon dari pendudukan Israel.

Seperti dilansir kantor berita IRNA, Alalam melaporkan, Amin Hatit, seorang analis strategis militer dalam hal ini mengatakan bahwa di masa lalu kemampuan Hizbullah hanya bersandarkan pada beberapa ribu pasukan dan roket yang hanya mampu menempuh 40 kilometer.

Akan tetapi pasca tahun 2000, Hizbullah memperkokoh teknologi militer dan roketnya dan berhasil memproduksi roket berdaya tempuh hingga 120 kilometer.

Menurut analis militer Lebanon ini, Hizbullah secara teratur melatih pasukannya dalam menggunakan teknologi militer dan dalam mengendalikan pesawat tanpa awak, bahkan menghadapi drone Israel. Kemampuan roket Hizbullah di laut juga sampai pada tahap sehingga mampu menenggelamkan sebuah kapal tempur Israel yang berjarak lebih dari 120 kilometer dari pantai Lebanon.

Menariknya, mantan Dinas Rahasia Israel (Mossad), Meir Dagan, mereaksi kemampuan militer dan logistik Hizbullah dan mengatakan, "Sejak penarikan mundur Israel pada tahun 2000, Hizbullah memiliki berbagai jenis senjata yang dimiliki oleh 90 persen negara dunia."

Dikatakannya, data-data dari Israel menyebutkan bahwa Hizbullah memiliki lebih dari 70 ribu unit roket  berdaya tempuh hingga 700 kilometer. Jika pada tahun 2006, Hizbullah mampu menembakkan ratusan roket dengan membawa hulu ledak berbobot 300 kilogram ke Tel Aviv, maka sekarang kelompok Hizbullah Lebanon itu dapat menembakkan roket dengan kapasitas 10 kali lipat lebih tinggi.

Ikuti Whatsapp Channel Republika