REPUBLIKA.CO.ID, KHARTOUM -- Badan keamanan Sudan menangguhkan terbit untuk sementara dua surat kabar terbesar guna menghukum mereka karena memberitakan operasi tentara terhadap pemberontak dan rencana masa depan Presiden Omar Hassan Al Bashir. Demikian kata redaktur pada Sabtu waktu setempat.
Sudan mengawasi ketat media mandiri, kelompok pengamat dan lembaga swadaya masyarakat sejak terungkap rencana kudeta terhadap pemerintah Bashir pada November lalu.
Al-Intibaha, harian terbesar Sudan milik paman Bashir, mengatakan badan-badan keamanan telah memerintah kepadanya untuk menghentikan penerbitan koran itu selama satu pekan karena menyiarkan satu laporan tentang pertempuran militer di Kordofan Selatan. Tempat dimana pemberontakan terhadap pemerintah.
"Seorang perwira keamanan menelepon kami kemarin tanpa memberikan satu alasan," kata redaktur Sadiq al-Rizigi.
Al-Majhar al-Siyassi, surat kabar bersirkulasi terbesar kedua Sudan, mengatakan pihaknya diperintahkan untuk menghentikan publikasi selama tiga hari setelah mengecam imbauan dari sejumlah pejabat yang mendesak Bashir yang berkuasa sejak tahun 1989 itu berusaha untuk terpilih kembali tahun 2015.
"Pemimpin kami juga menulis satu artikel dimana ia mengecam kehadiran menteri pertahanan di negara bagian Kordofan Seklatan," kata redaktur Salah Habib.
Para wartawan Sudan mengeluhkan atas seringnya larangan, walaupun sensor keras telah dicabut secara resmi di negara Afrika-Arab itu pada tahun 2009.
''Badan keamanan sering melarang pendistribusian seluruh edisi yang menimbulkan kerugian keuangan pada surat-surat kabar sebagai hukuman atas liputan yang kritis,'' kata wartawan.