Senin 27 May 2013 10:41 WIB

Inggris Bidik Ulama

Rep: Nur Aini/ Red: A.Syalaby Ichsan
Petugas forensik dari kepolisian sedang melakukan pengamatan di lokasi tempat seorang pria dibunuh di Woolwich, London Tenggara.
Foto: Reuters
Petugas forensik dari kepolisian sedang melakukan pengamatan di lokasi tempat seorang pria dibunuh di Woolwich, London Tenggara.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pemerintah Inggris menyiapkan gugus tugas khusus melawan terorisme baru yang akan memburu agamawan radikal dan ekstremis. Hal itu dilakukan beberapa hari setelah aktivis ekstremis Islam membunuh seorang tentara Inggris di sebuah jalan di London.

Menteri Dalam Negeri Theresa May mengatakan, pasukan itu akan melihat potensi kekuatan baru. Mereka juga akan menekan para pemimpin agama dan organisasi yang mempromosikan pesan-pesan ekstrimis.

Dia mengatakan, pasukan akan mencari target potensial dan bisa dimasukkan dalam penjara. Ribuan orang dikatakan dapat menjadi radikal di Inggris. "Kita perlu melihat seluruh institusi seperti universitas, " ujarnya dilansir Arab News

Gugus tugas khusus tersebut akan termasuk menteri senior, kepala polisi dan kepala keamanan domestik MI5. Kebijakan itu diambil setelah tentara Inggris, Lee Rigby dibunuh di Woolwich di tenggara London. Padahal, dia tengah berjalan menuju barak tentara. 

Dua orang yang diduga membunuh, Michael Adebolajo dan Micahel Adebowale diamankan. Mereka dirawat di rumah sakit setelah ditembak polisi di lokasi kejadian. Adebolajo merupakan seorang mualaf Islam. Dia lahir dan dibesarkan di Inggris. 

Media Inggris melaporkan Adebolajo ditangkap pada 2010 di Kenya. Dia dituduh memimpin sekelompok pemuda yang mencoba bergabung dengan Al-Shabab, sebuah kelompok teroris di Somalia yang terkait dengan Al-Qaeda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement