Kamis 30 May 2013 15:33 WIB

Inggris Tuding Suriah Gunakan Senjata Kimia di Tiga Lokasi

Rep: Ichsan Emrald/ Red: Heri Ruslan
Dugaan penggunaan senjata kimia di Suriah
Foto: Guardian
Dugaan penggunaan senjata kimia di Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Inggris mengumumkan penemuan tiga kasus penggunaan senjata kimia di Suriah. Inggris pun telah mengirimkan surat terkait kasus tersebut kepada Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon.

Duta Besar Inggris untuk PBB, Mark Lyall Grant mengatakan Pemerintah dia berkomitmen memberikan informasi kepada PBB, tepatnya kepada Sekjen Ban Ki Moon.

Inggris juga memberikan informasi kepada Kepala Tim Penyeledikan PBB untuk penggunaan senjata kimia di Suriah, Ake Sellstrom.Lyall Grant dalam laporannya mengatakan kemungkinan serangan dilakukan oleh Pemerintah.

Karena Inggris, ucap dia, tak memiliki informasi bahwa oposisi mampu menjangkau akses dan menggunakan senjata kimia.Sebelumnya, Pemerintah Suriah meminta PBB menyelidiki dugaan penggunaan senjata kimia oleh oposisi di desa al-Assal, Aleppo.

Pemerintah Suriah melaporkan anggota mereka tewas dan terluka pada serangan tangga;19 Maret 2013. Di lain sisi, pemberontak menyatakan serangan kimia dilakukan militer Suriah sendiri.Ban Ki Moon pun bersikeras tak hanya ingin memeriksa satu insiden, namun insiden lain seperti di Homs.

Ketika PBB membentuk tim penyelidikan, Suriah menolak mengizinkan tim PBB tersebut masuk negara mereka.Kementerian Luar Negeri Inggris mengatakan surat tersebut dimaksudkan untuk menarik perhatian PBB.

Sehingga tim PBB juga memasukkan tiga kasus itu dalam daftar penyelidikan  ''Kami sangat prihatin dengan penggunaan senjata kimia yang terus berlanjut di Suriah,'' ucap dia seperti dikutip Associated Press, Kamis (30/5).

The Guardian melaporkan, juru bicara Lyall Dubes Inggris untuk PBB, Iona Thomas menyebutkan surat itu sudah yang ketiga kali dikirimkan kepada Sekjen PBB. Ia juga menyebutkan ketiga lokasi yang dimaksud adalah serangan di bulan Maret, di Adra, dekat Damaskus.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement