Kamis 30 May 2013 21:30 WIB

Militer Myanmar Bersiaga

Rep: Ichsan Emrald Alamsyah/ Red: Dewi Mardiani
 Warga berjalan melintasi bangunan yang terbakar yang menampung sebuah panti asuhan untuk anak-anak Muslim di Lashio, Myanmar, Kamis (30/5).     (AP/Gemunu Amarasinghe)
Warga berjalan melintasi bangunan yang terbakar yang menampung sebuah panti asuhan untuk anak-anak Muslim di Lashio, Myanmar, Kamis (30/5). (AP/Gemunu Amarasinghe)

REPUBLIKA.CO.ID, LASHIO -- Meski aksi perusakan dan pembakaran properti muslim, namun aparat keamanan masih menjaga ketat Lashio, Myanmar. Pasukan militer diterjunkan untuk menjaga kota dan berpatroli di kota yang baru saja dilanda kerusuhan sektarian tersebut.

AFP melaporkan sehari sebelumnya ratusan massa bersenjatakan pisau dan tongkat kayu mengendarai motor untuk mencari properti ataupun umat muslim yang ada di kota itu. Kondisi ini membuat ribuan muslim meninggalkan rumah mereka untuk mencari lokasi pengungsian yang aman di kota yang berbatasan dengan Republik Rakyat Cina itu.

Sementara itu otoritas kota berusaha dengan segera mencegah terjadinya bentrokan berdarah di Lashio. Tak heran mereka pun mengerahkan tentara untuk berjaga di jalan utama kota. Petugas Kementerian Informasi kota Lashio, Hsai Li Kham mengatakan kepada AFP, bahwa Kamis (30/5) tidak ada lagi orang-orang yang membawa pisau dan tongkat berkeliaran di jalan. Hal ini karena militer telah turun untuk menjaga perdamaian.

AP melaporkan 1.200 muslim berlindung di sebuah biara Buddha. Biara yang dijadikan lokasi perlindungan hingga kini masih dijaga oleh aparat keamanan. Sehari sebelumnya, kerusuhan itu menyebabkan satu orang muslim tewas dan lima lainnya luka-luka.

Seorang petugas, Kyaw Kyaw Tun, menyebutkan warga muslim terpaksa dikawal aparat untuk mencegah terjadinya bentrok. Ia pun mengatakan seluruh aparat keamanan akan membawa muslim ke lokasi yang lebih aman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement