Jumat 31 May 2013 15:51 WIB

Pro-kontra Legalisasi Ganja di Amerika Serikat

Rep: Ichsan Emrald Alamsyah/ Red: Djibril Muhammad
Tumbuhan Ganja (Canabis Sativa)
Tumbuhan Ganja (Canabis Sativa)

REPUBLIKA.CO.ID, Idiom Amerika adalah negara bebas mungkin terngiang sejak lama. Akan tetapi hal itu tak sepenuhnya benar. Sebab, berbeda dengan para sahabat Amerika Serikat di Eropa, Paman Sam tak pernah sepenuhnya melegalkan pernikahan sesama jenis atau bahkan aborsi.

Kemudian bagaimana dengan legalisasi ganja? Lembaga riset Brookings International, salah satu think thank tertua di Amerika Serikat punya analisis menarik.

Menurut catatan William A Galston dan EJ Dionne dari Brookings, kurang dari 10 tahun, opini publik telah bergeser secara dramatis. Hampir semua kalangan di Amerika Serikat mendukung legalisasi ganja, menyusul kebijakan legalisasi ganja di Negara bagian Colorado dan Washington.

Jika ditarik ke belakang, upaya legalisasi ganja muncul karena perlawanan budaya yang didorong kaum muda pada 1978. Namun perlawanan budaya tersebut berada di titik nadir ketik aera Presiden Ronald Reagan berkuasa. Hingga memuncak kala Presiden Barack Obama berkuasa.

Khususnya pada tahun ini, berdasarkan jajak pendapat, 52 persen masyarakat mendukung legalisasi ganja. Padahal pada 2010, angka dukungan hanya 35 persen.

Tak hanya itu saat ini 50 persen warga menganggap aturan penggunaan ganja tak terkait moral. Sementara 32 persen masyarakat AS masih menganggap hal itu bertentangan dengan nilai moral. 

Berdasarkan riset tersebut juga terungkap dukungan masyarakat Amerika Serikat berumur 18-29 tahun sebesar 64 persen, sedangkan 30-49 tahun sebesar 55 persen, umur 50-64 tahun sebesar 53 persen sedangkan 65 tahun sebesar 33 persen.

Akan tetapi tantangan besar bagi legalisasi ganja saat ini adalah sebagian kaum perempuan masih menolak hal itu. Sebanyak 48 persen kaum perempuan Amerika Serikat memang mendukung, namun 57 persen perempuan jika ditanyakan kembali tak nyaman dengan penggunaan ganja.

Kemudian orang tua pun saat ini tampak tak memegang peranan penting dalam upaya legalisasi ganja. Lalu secara politis, sikap terhadap ganja cenderung tak menentu, khususnya mereka kalangan konservatif.

Saat ini masyarakat banyak yang mendukung legalisasi meskipun percaya ganja berbahaya. Mereka yang mendukung juga sebenarnya merasa tidak nyaman dengan penggunaannya.

Sebenarnya berdasarkan riset tersebut yang menarik adalah mereka yang mendukung bukan berpikir mengganja adalah kegiatan yang menyehatkan. Namun justru mereka meragukan kemampuan hukum untuk menegakkan larangan pemakaian ganja.

Sementara kalangan konservatif meski merasa seharusnya pemakaian ganja adalah kegiatan ilegal, mendukung hak negara untuk melegalkan. Tak hanya itu seperti masyarakat, mereka juga tak yakin dengan kemampuan negara memberantas penggunaan ganja.

Kesimpulannya, meski dukungan tumbuh nyata, tapi tetap begitu-begitu saja, selama ganja dipandang sebagai hal yang positif. Sementara keinginan kuat untuk memajukan aturan itu masih bergantung pada hasil dua negara bagian yang telah menjalankan aturan legalisasi ganja.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement