Ahad 02 Jun 2013 06:33 WIB

Turki Minta Iran Ikut Pikirkan Suriah

Presiden Turki, Abdullah Gul
Foto: Cinha
Presiden Turki, Abdullah Gul

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki, Abdullah Gul, menekankan perlunya partisipasi Iran dalam proses mencari solusi politik untuk krisis Suriah. Menurut laporan IRNA, laman surat kabar harian Turki Hurriat mengutip Presiden Gul yang mengatakan terkait dengan masalah konflik suriah.

Dia mengatakan, "Dengan tidak adanya Iran dan Rusia, mencari solusi damai bagi krisis Suriah akan menjadi mustahil. Krisis Suriah yang saat ini bergerak ke arah menjadi perang agama, sangat berbahaya bagi dunia Islam," katanya.

Gul telah mengunjungi Turkmenistan dengan delegasi yang terdiri dari Menteri Luar Negeri Ahmet Davutoglu, Menteri energi dan Sumber Daya Alam Taner Yildiz, Menteri Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri, dan sejumlah anggota parlemen, pencipta pekerjaan, wartawan, dan pejabat negara.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, pada Selasa juga merujuk pengaruh besar Iran di Timur Tengah, dan mengumumkan bahwa kehadiran Republik Islam Iran pada Konferensi Internasional tentang Suriah menjadi kunci penting.

Menurut IRNA, kantor berita Rusia RIA Novosti melaporkan pernyataan Lavrov pada konferensi pers, "Masalah ini tidak berhubungan dengan Suriah sendiri, karena ada sejumlah pemain asing yang terlibat pada krisis itu juga, dan karena itu, Iran hadir di konferensi itu adalah kunci penting bagi kami."

Menteri Luar Negeri Rusia mengatakan, "Kami menekankan bahwa Iran harus berpartisipasi pada Konferensi Internasional tentang Suriah, sebagai negara dengan pengaruh pada seluruh kelompok yang terlibat dalam krisis Suriah yang juga harus hadir di konferensi itu."

Sementara itu ia mengkritik keputusan Uni Eropa untuk mencabut sanksi terkait soal bantuan senjata kepada kelompok-kelompok pembangkang Suriah sebagai langkah ilegal. "Ini sesuai dengan larangan PBB tentang perdagangan senjata, pembeliam dan penjualan senjata hanya dapat antara pemerintah."

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement