Ahad 02 Jun 2013 14:00 WIB

Perguruan Tinggi Militer Rusia Wisuda 12 Ribu Perwira

Bendera Rusia
Bendera Rusia

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Perguruan tinggi militer Departemen Pertahanan Rusia akan meluluskan hampir 12.000 perwira muda tahun ini, kata seorang pejabat kementerian pada Sabtu.

Sebanyak 11.500 letnan akan ditugaskan, kata Viktor Goremykin, kepala Direktirat Personalia Departemen Pertahanan Rusia.

Sekitar 10 ribu petugas akan melanjutkan layanan di Angkatan Bersenjata Rusia, sementara 1.500 lainnya akan bergabung dengan bidang pertahanan lainnya, keamanan, dan lembaga-lembaga penegak hukum, katanya. Angka 11.500 adalah "target tahunan optimal," kata Goremykin menambahkan.

Departemen Pertahanan berencana untuk menyewa 60.000 relawan tahun ini, target itu tidak akan ada masalah untuk memenuhinya, katanya dalam satu wawancara dengan radio Ekho Moskvy.

"Pada kuartal pertama tahun 2013 kami telah menerima lebih dari 200.000 aplikasi dari orang-orang yang ingin betugas di bawah kontrak," katanya, dan menambahkan bahwa saat ini sekitar 68 persen prajurit kontrak dalam militer Rusia memiliki pendidikan tinggi atau sekunder.

Kepala staf Kremlin Sergei Ivanov mengatakan di depan angkatan bersenjata Maret bahwa Rusia harus memperluas setidaknya satu juta orang agar pertahanan negara menjadi efektif.

Menurut data Duma Negara, angkatan bersenjata negara hanya berjumlah sekitar 800.000 orang tahun lalu.

Pasukan Rusia berada di tengah-tengah guncangan besar, termasuk program besar peremajaan peralatan militer, transisi bertahap relawan angkatan bersenjata, dan perubahan organisasi, dalam upaya menciptakan kekuatan yang lebih cocok untuk tantangan masa depan dan tidak seperti warisan pasukan yang tersisa dari era Soviet. Bagian dari transisi yang telah melibatkan pemotongan besar untuk jumlah prajurit.

Mantan Menteri Pertahanan Anatoly Serdyukov mengumumkan rencana pada tahun 2008 untuk memotong pasukan dari 1,2 juta menjadi di bawah 1 juta, dengan jumlah petugas yang akan dipotong terdiri 355.000 menjadi 150 ribu.

sumber : Antara/RIA Novosti-0ANA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement