Senin 03 Jun 2013 15:37 WIB

Oposisi Suriah Serang Pejuang Hizbullah, 16 Orang Tewas

Rep: Ichsan Emrald Alamsyah / Red: Citra Listya Rini
Oposisi Suriah memasang roket untuk menyerang pasukan pemerintah Bashar al-Assad
Foto: Reuters
Oposisi Suriah memasang roket untuk menyerang pasukan pemerintah Bashar al-Assad

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Oposisi Suriah terlibat pertempuran di tanah Libanon melawan Hizbullah. Pertempuran ini mengakibatkan satu orang ekstrimis Hizbullah dan 15 pejuang oposisi tewas.

Reuters, Senin (3/6), melaporkan pertempuran antara oposisi melawan Hizbullah timur lembah Beka, Baalbek. Menurut sumber keamanan Libanon para pejuang oposisi menembakkan roket ke kantung-kantung kelompok Syiah di Lembah Bekaa. 

Stasiun TV Libanon, Al Mayadeen mengutip pejabat keamanan Libanon yang mengatakan 17 pejuang Jabhat Al Nusra tewas dalam pertempuran. Namun, laporan Al Mayadeen dianggap tak valid karena dukungan stasiun TV itu mendukung pemerintah Suriah.

Al Jazeera melansir korban luka mencapai 17 orang dari pertempuran di tetangga kota Bab Tabbaneh tersebut. Kemudian tiga roket dari Suriah menyerang kota di Timur Laut Libanon. Serangan sebelumnya 18 roket dan mortir menyerang timur Baalbek, wilayah kekuasaan Hizbullah di Libanon.

Beberapa waktu lalu oposisi pernah mengancam Hizbullah jika mereka tak angkat kaki dari Suriah. Konflik perang sipil di Suriah benar-benar meluas menjadi perang sektarian di tanah Arab. Hal ini terungkap dari pertempuran di Tripoli Utara, Libanon antara kelompok Sunni dan sekte Alawit. 

Menurut kantor berita Nasional Libanon, tembak menembak di kota terbesar kedua di Libanon pada hari Ahad (2/6) melukai 14 orang. Tak hanya itu, seorang ulama Sunni paling berpengaruh, Yusuf al Qaradaqi mendesak setiap muslim Sunni berjuang di Suriah.

Mereka diminta berjuang melawan Presiden Bashar al Assad dari sekte Alawit dan kelompok Syiah Hizbullah. Di Suriah, akhirnya Menteri Luar Negeri Walid al Moualem buka suara soal kekhawatiran PBB dan Palang Merah Internasional terkait warga sipil di Qusair.

Melalui stasiun televisi Pemerintah, SANA, Moualem mengatakan terkejut dengan kekhawatiran dunia internasional mengenai keadaan di Qusair.

sumber : AP/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement